Pulo Aceh (logat Aceh) adalah gugusan kepulauan yang terletak di sebelah barat laut pulau Sumatera dan di sebelah barat pulau Weh Secara administratif kepulauan ini termasuk dalam wilayah Kecamatan Pulo Aceh, Kabupaten Aceh Besar. Ibukota kecamatan Pulo Aceh yaitu kota LAMPUYANG berada di Pulau Breuh. Pulau-pulau lain yang berda di dekat pulau Breueh antara lain adalah Pulau Nasi, Pulau Deudap, Pulau Geupon dan Pulau Batee.
Pulau Nasi juga sering disebut sebagai Pulau Breuh Selatan dipisahkan dengan sebuah selat yang sempit dengan Pulau Breuh Utara yang juga sering disebut sebagai Pulau Beras. Pulau Breuh adalah pulau utama dengan hutan yang masih asli dan terdapat gunung yang cukup tinggi ditengahnya yang bernama Gunung Ceumoh.
Hutan asli inilah keistimewaan terbesar dari Pulo Aceh. Keasliannya disebabkan oleh masih jarangnya Pulo Aceh terliput oleh media informasi lokal dan nasional sehingga alamnya masih dalam keadaan terjaga jauh dari eksploitasi besar-besaran yang cendrung merusak ekosistem aslinya. Salah satu informasi penting adalah fakta bahwa Pulau Weh, dimana terdapat kota Sabang didalamnya, ternyata bukan pulau terbarat di Indonesia. Pulau Sabang dengan koordinat 95.25 BT ternyata masih kalah baratnya dengan Pulau Breuh yang berada di koordinat 95 BT. di barat Pulau Breuh masih ada sebuah pulau batu kecil bernama Pulau Benggala yang menjadi ujung terluar dasar perhitungan tapal batas NKRI
Secara umum, Pulau Aceh beriklim laut karena letaknya yang terbuka menghadap lautan lepas.Iklim laut dipengaruhi oleh samudera, yang membantu menyeimbangkan temperatur menjadi lebih stabil - hangat dan lembap sepanjang tahun. Kondisi vegetasinya adalah berciri tropis dengan tumbuhan berdaun lebar dan hijau abadi (tidak menggugurkan daun), artinya mereka tidak dipengaruhi oleh suhu atau durasi radiasi Matahari melainkan oleh ketersediaan air di tanah.
Murai batu yang di hidup di Pulo Aceh sering disebut juga sebagai MB Lampuyang, ini mungkin mengikut nama kota kecamatan disana. Ciri MB Lampuyang yang utama adalah dari pola ekornya yang bercorak balak. Dari 6 pasang ekornya 3 pasang ekor terdalam diujungnya terdapat bulatan putih besar kurang lebih berdiameter 1 cm. Sangat mirip dengan MB Sabang asal Pulau Weh. Menurut pengalaman saya MB Lempuyang mempunyai ukuran badan yang lebih besar dari MB Sabang. Ibarat pakaian MB Lempuyang ukuran L sedangkan MB Sabang ukuran M. Referensi MB Lempuyang belumlah sebanyak MB Sabang. Satu hari akan banyak terbuka kemungkinan ditemukan fakta baru mengenai MB Lampuyang ini. Yang jelas saat ini MB Lampuyang yang beredar dijawa ditemukan dengan kondisi ekor yang tebal dan cendrung kaku. Tebal lurus dengan panjang kisaran 18 - 22cm. Soal suara sudah jaminan keras volumenya dengan karakter sangat menekan dan gaya main yang agresif ngeplay.
Beruntung Padepokan Bala6 sudah mempunyai koleksi MB Lampuyang yang langka ini. MB Lampuyang bernama NAKULA ini berkarakter tenang tapi kharismatis. Hampir pasti setiap diadu, MB lawannya akan ngedrop dan nge-betmen. Saat ini sudah ada ditangkaran dengan kode ring trotolan DIGDAYA NKL