Thursday, December 26, 2013

Cara Ternak Burung Blackthroat

Blackthroat atau yellow-rumped seedeater (Serinus atrogularis) merupakan salah satu burung kicauan dari jenis Fringilidae atau kenari. Asalnya dari benua Afrika, dengan ciri di mana pada bagian lehernya terdapat warna hitam sehingga sepintas seperti mengenakan dasi di lehernya. Artikel ini membahas penangkaran blackthroat dan beberapa permasalahan yang sering dihadapi.

Karakter blackthroat

Untuk menjadi penangkar yang baik, Anda mesti memahami dulu beberapa karakter blackthroat. Burung ini memiliki sifat poligami. Artinya, seekor burung jantan bisa  mengawini beberapa ekor burung betina. Dalam konteks penangkaran, hal ini sebenarnya menguntungkan, karena bisa menghemat stok induk jantan.
Penangkar blackthroat juga berkesempatan melakukan berbagai eksperimen, mengingat burung ini bisa dikawinsilangkan dengan spesies lain yang masih memiliki hubungan kekerabatan sangat dekat. Dalam praktik, blackthroat dapat disilangkan dengan burung sanger, mozambik, dan beberapa jenis finch lainnya.
Blackthroat juga dikenal sebagai salah satu jenis burung yang mudah dimaster dengan suara burung lain, atau audio mp3. Hal inilah yang membuat burung ini tetap digemari sejumlah kicaumania, meski kini sudah tidak memiliki kelas tersendiri dalam lomba atau latber seperti di masa lampau.
  
Memilih calon induk
Secara umum, calon induk yang baik (jantan dan betina) harus memiliki beberapa kriteria berikut ini:
  • Sehat, mulus, dan tidak cacat
  • Sorot matanya tajam
  • Lincah atau aktif bergera
  • Sudah mencapai umur dewasa kelamin.
Blackthroat jantan maupun betina biasanya sudah mencapai dewasa kelamin pada umur 6-8 bulan. Jika Anda mau bersabar, masa penjodohan sebaiknya dilakukan pada umur 1 tahun, sehingga organ reproduksinya sudah benar-benar matang.
Jika dijodohkan dan dikawinkan pada masa-masa awal dewasa kelamin, kedua induk tetap bisa kawin. Induk betina pun tetap bisa bertelur. Namun kemungkinan kegagalan penetasan masih tinggi, meski ada juga pasangan muda yang tidak bermasalah (tergantung karakter individu). Tetapi lebih aman jika penjodohan dilakukan saat kedua induk berumur 1 tahun.

Perawatan induk dalam penangkaran

Perawatan harian untuk induk yang ada di dalam kandang penangkaran sebenarnya hampir sama dengan perawatan harian untuk blackthroat piaraan di rumah. Silakan cek kembali penjelasannya dalam artikel di sini.
Seperti halnya kenari, makanan utama blackthroat adalah biji-bijian, sayuran, serta beberapa makanan tambahan ( EF ). Pakan biji-bijian bisa Anda buat sendiri dari berbagai jenis pakan kenari, dengan formula sebagai berikut :
  • Jewawut : 40 %
  • Milet : 5 – 10 %
  • Cannary seed : 35 %
  • Biji sawi : 5 – 10 %
  • Niger seed : 2 %
  • Biji lobak : 3 %.
Apabila Anda mengalami permasalahan dalam penjodohan, terutama karena calon induk jantan dan calon induk betina sulit berjodoh, silakan melakukan terapi sebagai berikut:
  • Pisahkan dulu induk jantan dan induk betina
  • Induk jantan diterapi dengan suplemen TestoBird.
  • Induk betina diterapi dengan suplemen EstroBird.
  • Penggunaan kedua suplemen bisa dilihat di sini.
  • Setelah 1-2 minggu, kedua calon induk bisa dijodohkan kembali.
 
Beberapa permasalahan dalam penangkaran blackthroat
Masalah umum yang sering terjadi dalam penangkaran burung blackthroat antara lain:
  1. Burung susah atau tidak mau berjodoh.
    Sering terjadi di mana blackthroat yang tidak mau dipasangkan dengan pasangannya. Kendala ini bisa diatasi dengan terlebih dulu menjodohkan burung dalam kandang yang dibatasi dengan sekat pemisah. Tangkringan yang digunakan pun harus sejajar. Setelah 1 – 2 minggu, sekat bisa diangkat dan burung biasanya akan cepat berjodoh. Terapi ini bisa dijalankan bersamaan dengan terapi EstroBird (untuk induk betina) dan TestoBird (burung jantan) seperti dijelaskan sebelumnya.
  2. Induk betina sering membuang telur.
    Biasanya terjadi karena indukan merasa terganggu, misalnya oleh burung jantan ataupun oleh suara burung lain atau suara berisik lain di sekitar sarangnya. Solusinya antara lain mengangkat burung jantan, atau memisahkan burung lain yang kebetulan berada di dekat kandang penangkaran, sehingga suasana kandang menjadi lebih tenang. Terkadang, hal ini bisa juga disebabkan banyak kutu / tungau pada bahan sarang, sehingga induk betina sering gelisah. Sebaiknya periksa apakah sarangnya dipenuhi kutu atau tungau. Jika benar banyak tungau / kutu, taburkan serbuk FreshAves ke bagian bawah sarang.
  3. Induk jantan suka mengacak-acak sarang.
    Untuk mengatasi pejantan yang suka mengacak-acak sarang, Anda bisa menyediakan satu sarang alternatif selain yang sudah digunakan oleh induk betina.
  4. Induk tidak mau mengerami telur.
    Solusinya, burung jantan bisa diangkat dan dipindahkan untuk dikawinkan dengan betina lainnya (jika ada). Kurangi porsi pemberian EF dan lebih memperbanyak sayuran utnuk mengurangi birahi berlebihan.
  5. Induk sering mematuki telur.
    Kasus ini tidak akan terjadi jika Anda memberikan multimineral seperti yang terkandung dalam BirdMature. Gejala ini biasanya disebabkan induk mengalami defisiensi kalsium (Ca).
  6. Induk tidak mau meloloh anaknya.
    Sama seperti kasus induk betina yang membuang telurnya, hal ini karena suasana kandang tidak tenang atau kurang nyaman.
  7. Induk jantan memakan anaknya.
    Tidak jarang induk jantan memakan anakannya. Untuk mencegah hal ini, induk jantan bisa dipisahkan dari kandang penangkaran. Jadi, biarkan induk betina mengasuh sendiri anaknya.
    Selamat Membaca, Semoga Bermanfaat :)

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Cara Ternak Burung Blackthroat