Burung Perkutut (Geopelia striata) dan dalam bahasa Inggris burung ini diberi nama Zebra Dove atau Barred Ground Dove. Daerah habitat burung perkutut di dunia sebagian besar ada di Thailand selatan, Semenanjung Malaysia, Filiphina, Indonesia dan singapura. Burung perkutut merupakan salah satu burung yang mempunyai sifat setia dengan pasangannya. Ukuran tubuh burung perkutut betina lebih kecil dari burung perkutut jantan. Warna bulu perkutut biasanya berwarna coklat, kepalanya berwarna abu-abu dan ekornya agak coklat disertai garis-garis kecil di lehernya. Matanya berwarna abu-abu, paruhnya abu-abu dan kaki berwarna merah sedikit kearah warna merah jambu. Burung perkutut tidak dapat bertelur dengan jumlah banyak, biasanya sekali bertelur hanya 2-3 ekor telur yang bisa dihasilkan. Masa kawin burung perkutut yaitu Januari sampai Agustus. Burung perkutut mengerami telurnya hingga 20 hari. Anakan burung perkutut bisa terbang setelah berumur 3 minggu.
Untuk jenis burung yang satu ini memang sedikit pecinta burung kicau yang menyukainya karena suaranya yang datar dan monoton serta hanya terdengar 3 suku kata. Namun hal ini tidak masalah bagi sebagian orang yang mengerti dan paham tentang burung perkutut. Apalagi mitosnya, burung perkutut lokal dipercaya memiliki pengaruh bagi pemiliknya. Menurut kepercayaan orang jawa, Suara burung perkutut diyakini mampu mendatangkan kedamaian bagi yang mendengarnya. Perkutut juga diyakini memiliki kekuatan gaib yang bisa memberikan rezeki, kebahagiaan dan ketenteraman rumah tangga, pangkat, jabatan, dan lainnya jika dibandingkan dengan jenis perkutut Bangkok. Perbedaaan keduaanya terletak pada fungsi perkutut Bangkok yang memang diperlihara untuk diperdengarkan suaranya yang lebih merdu jika dibandingkan dengan perkutut lokal.
Dan hal ini menjadi kepercayaan orang-orang tua kita sejak beratus-ratus tahun yang lalu terutama pada masyarakat tradisi Jawa. Sehingga pada zaman dulu burung perkutut menjadi peliharaan kesayangan para raja di Jawa.
Kebiasaan menikmati nyanyian perkutut yang indah sudah dimulai sejak zaman Majapahit. Kala itu, perkutut biasanya hanya dipelihara oleh kalangan ningrat kerajaan yang semakin dikembangkan pada saat keraton Ngayogjakarta Hadiningrat di bawah kepemimpinan Sri Sultan Hamengku Buwono VII pada tahun 1877-1921. Perkutut juga diyakini sebagai bilangan ke-lima dari kelengkapan seorang Pria sejati yang sempurna dalam tradisi Jawa yang berlatar kebudayaan keraton yaitu : Wisma (rumah), Garwa (Istri), Curiga (Keris), Turangga (Kuda) dan Kukila (Perkutut).
Perkutut merupakan alat pencipta kepuasan atau kenikmatan pribadi. Suara anggungannya dan keindahan fisiknya dapat memberikan suasana tenang, teduh, santai bahagia dan seolah-olah manusia dapat berhubungan dengan alam semesta secara langsung.
Klassifikasi Burung Perkutut:
Kingdom : AnimaliaFilum : ChordataClass : AvesOrdo : ColumbiformesFamilia : ColumbidaeGenus : GeopeliaSpesies : Geopelia striata
Burung perkutut adalah burung pemakan biji-bijian, adapun biji-bijian yang biasa menjadi makanan burung perkutut adalah millet, jewawut, dan gabah berukuran kecil (Gabah lampung).
Untuk mengetahui baik tidaknya seekor perkutut, dapat ditilik berdasarkan katuranggan dan berupa ciri fisik seperti bentuk tubuh, bulu, paruh, kaki dan juga sifat, perilaku serta pada saat berbunyi / manggung. Secara umum, burung perkutut mempunyai ciri-ciri morfologis sebagai berikut :
- Burung perkutut mempunyai ukuran tubuh sedang dengan panjang berkisar antara 20-25 cm.
- Kepalanya membulat kecil dengan warna abu-abu.
- Paruhnya panjang meruncing dengan berwarna biru keabu-abuan.
- Mata burung perkutut bulat dengan iris berwarna abu-abu kebiru-biruan.
- Bentuk lehernya agak panjang.
- Bentuk pola garis melintang berwarna hitam dan putih menghiasi bulu disekitar dada dan lehernya.
- Perkutut mempunyai bulu badan yang berwarna kecoklatan.
- Terdapat garis melintang berwarna coklat tua pada bulu sayapnya.
- Bulu ekornya juga berwarna coklat dan berukuran agak panjang.
- Jari-jari perkutut berjumlah 8 dengan kuku-kuku yang runcing. Jadi jumlah jari pada setiap kakinya adalah 4.
- Tiga dari empat jarinya ada di depan dan sebuah jari di belakang.
- Jari-jari perkutut berguna untuk bertengger.
Perkutut juga dibagi-bagi lagi menjadi beberapa spesies, diantaranya :
- Geopelia striata yang ada di Jawa, Bali, Lombok dan Sumatera. Jenis burung perkutut ini juga paling banyak yang ada di Indonesia dan dipelihara secara meluas.
- G.s. maungeus berasal dari pulau sumba dan pulau timor.
- G.s. audacis yang berasal dari pulau kei dan tanimbar.
- G.s. papua berdasarkan namanya, burung perkutut ini dari papua.
- G.s. placida yang berasal dari papua dan Australia bagian utara.
- G.s. tranquila yang ada di Australia bagian tengah.
- G.s. clelaudi berasal dari Australia bagian Barat.
- Perkutut Hawai, perkutut ini banyak terdapat di Hawai dan hidup berdekatan dengan manusia.