Monday, October 26, 2015

Memahami Karakter Burung Kacer

Kacer termasuk salah satu jenis burung lokal yang punya karakter fighter atau tarung, sehingga sering dilombakan suaranya.

Kalau bertemu burung sejenis, entah melihat langsung maupun sekadar mendengar suaranya saja, maka kacer secara naluriah akan segera bersuara untuk mengimbanginya. Ini ciri khas burung fighter, sebagaimana murai batu, ciblek, cendet, tledekan, dan lain-lain.

Nah, setiap individu kacer tentu memiliki keunikan masing-masing. Jadi jangan pernah minder apabila kacer Anda di rumah kok memiliki perangai berbeda dari kacer milik orang lain.

Ada kacer yang memiliki dasar suara keras, lagu, dan nafas yang panjang. Ada kacer yang gampang meniru lagu burung lain yang sering didengarnya. Ada kacer yang suaranya jernih, namun ada pula yang cenderung serak.

Ada kacer yang gampang nampil. Namun ada juga kacer yang kadang mau nampil, kadang tidak. Ada kacer yang punya gaya menarik, misalnya menari-nari. Tetapi ada pula kacer yang tetap anteng pada satu titik di tangkringan.

Ada pula kacer yang cenderung nakal, misalnya gampang atau sering lompat-lombat, bahkan turun ke bawah. Sebaliknya ada juga kacer yang anteng atau nagen di atas tangkringan. Itulah aneka ragam perilaku dan karakter kacer yang biasa kita jumpai selama ini.

Mana sih yang ideal? Tentu saja kacer yang gampang nampil, baik pada saat pagi, siang, sore, bahkan setelah hari gelap (dibantu lampu penerangan). Saat ini, terkadang lomba berakhir sampai malam.

Bagi pelomba, tentu penting mempunyai burung yang siap bertarung kapan saja, di mana saja, serta dalam situasi apapun: baik hari cerah atau hujan, baik di tempat panas maupun sejuk.

Sebagian pelomba dan pemilik kacer mungkin punya burung yang sudah jadi. Ada yang memilikinya karena membeli burung yang sudah berprestasi di lapangan. Setelan pun biasanya sudah jadi, tinggal meneruskan saja.

Namun, terkadang, setelan dari pemilik lama tak bisa diterapkan secara apa adanya. Perlu modifikasi juga, agar burung tetap mau nampil. Atau bila dianggap belum maksimal, bisa tampil lebih maksimal lagi di tangan pemilik baru.

Itu sebabnya, kacermania perlu mengetahui dan memahami karakter burung yang dimiliki. Melalui pemahaman karakter inilah, nantinya kita bisa tahu bagaimana cara memperlakukan kacer tersebut, sehingga burung dapat menuruti kemauaan kita. Kapan dia harus bertarung habis-habisan, kapan dia perlu istirahat untuk menyimpan tenaga.

MEMBIASAKAN SETELAN HARIAN

Sambil mempelajari karakternya, kita bisa memberi perawatan terhadap kacer muda prospek. Tahap awal adalah membiasakan setelan harian. Nanti kalau sudah beradaptasi, apalagi sudah berprestasi, kita bisa menerapkan pola perawatan lainnya.

Berikut ini rangkuman perawatan kacer yang masih muda sampai nanti bisa berprestasi di lapangan atau arena latber, latpres, dan lomba:

1. Biasakan dengan asupan EF standar

Burung kacer muda perlu dilatih dan dibiasakan dengan asupan extra fooding (EF) standar, misalnya jangkrik, dengan porsi 5 ekor pada pagi hari dan 5 ekor lagi pada sore hari.

Perlu diketahui, EF standar tersebut juga bisa diterapkan pada burung kacer yang awalnya sudah jadi tetapi kemudian rusak lagi alias ngedrop. Burung seperti ini perlu dilatih lagi dari awal sehingga lebih memudahkan kita dalam penanganan selanjutnya.

2. Latihan mandi

Kacer juga perlu dilatih mandi. Setiap hari kacer dibiasakan atau dilatih mandi, dengan memasukkan ke karamba. Jika sudah terlatih, maka begitu melihat karamba dan pintu dibuka, kacer langsung pindah dari sangkar hariannya ke karamba.



Setelah rampung mandi, ketika pintu keramba dan pintu sangkar harian sama-sama dibuka, kacer pun akan mudah kembali ke sangkar hariannya.

Latihan mandi seperti ini berlaku untuk burung muda maupun kacer yang sesungguhnya sudah jadi tapi belum terbiasa mandi sendiri di karamba.

Kebiasaan mandi sendiri di dalam karamba akan memudahkan perawatan. Selain itu, burung dapat mengukur sendiri apakah dia sudah cukup puas mandi atau belum.

Mandi dalam karamba membuat kacer tahu apakah mandinya cukup atau belum.

Hal ini berbeda dari metode mandi dengan cara disemprot. Kita hanya dapat memperkirakan apakah burung puas mandi atau belum, dan perkiraan manusia tak selalu sesuai dengan apa yang dirasakan burung.

Seringkali kita melihat tubuh kacer sudah cukup basah, kendati sesungguhnya burung merasa belum cukup. Sebaliknya, bisa pula kita merasa belum cukup menyemprot, padahal kacer merasa itu sudah berlebihan.

3. Membiasakan kerodong

Latihan berikutnya adalah membiasakan kacer dalam kondisi dikerodong. Burung yang masih muda belum terbiasa dikerodong. Kalau pun Anda membeli kacer yang sudah berumur, tetapi dari burung rumahan, tentu belum terbiasa juga dikerodong.



Padahal burung lomba sangat membutuhkan kerodong. Misalnya untuk menghindari tatapan burung sejenis agar tidak tarung duluan sebelum lomba. Bahkan ketika Anda membawa kacer dari rumah ke arena lomba, penggunaan kerodong mutlak diperlukan agar burung tidak stres.

Kacer muda perlu dilatih kerodong, untuk memudahkan perawatan selanjutnya.

Melalui latihan dikerodong ini, burung akan memahami bahwa ketika dikerodong berarti dia disuruh istirahat. Dalam kondisi gelap, burung akan merasakan bahwa hari sudah gelap / malam dan saatnya beristirahat (meski sebenarnya hari masih terang).

Tingkat ketebalan kerodong bisa disesuaikan dengan cara mengutak-atik. Ada burung suka kerodong tipis, ada yang minta tebal, bahkan banyak kacer maupun jenis burung lain yang kerodongnya harus dobel.

4. Tanda-tanda kacer dalam kondisi fit

Perawatan harian secara tepat dan konsisten, terutama asupan pakan bergizi, bakal membuat kacer dalam kondisi fit. Burung yang dalam kondisi fit bisa dilihat secara kasat mata, antara lain sehat, aktif / lincah bergerak, bulu-bulunya tampak bersih dan mengkilap, serta yang terpenting rajin bunyi.

Burung yang nafsu makan dan minumnya bagus juga dapat menjadi salah satu tengara kalau kondisi fisiknya sedang bagus. Nafsu makan dan minum yang bagus sekaligus mengindikasikan kalau burung dalam keadaan sehat.

Sebaliknya, apabila bulu–bulu terlihat kusam, kurang aktif, dan jarang bunyi, tentu ada sesuatu yang kurang pas. Asupan nutrisinya mungkin kurang lengkap. Solusinya, tambahkan sedikit kroto selama beberapa kali dalam seminggu.

Itulah tahap awal dalam membiasakan setelan harian untuk kacer muda, serta bisa diterapkan juga untuk kacer yang sebenarnya sudah jadi tetapi rusak / ngedrop.

Dalam seri kedua, penulis akan menjelaskan beberapa cara melatih kacer agar tampil fighter, serta bagaimana mencari setelan khusus untuk kacer lomba.

Penulis H Rico Deziarfiansyah; Pemain kacer, pemilik kacer Panglima Sumatera, saat ini menjabat Ketua BnR Wilayah Sumbagsel

Sumber 

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Memahami Karakter Burung Kacer