Friday, January 12, 2018
Mempertahankan dan merawat Murai Batu trotolan nampaknya menjadi tren yang telah berlangsung selama beberapa tahun terakhir. Ini bukan hanya di lakukan oleh penggemat atau pemain dari burung Murai Batu, peternak juga bersaing untuk menghasilkan produk trasteran yang sudah dimaster, sehingga memiliki nilai jual lebih tinggi. Peternak Murai Batu sekarang berlomba lomba untuk menghasilkan keturunan Murai Batu yang berkualitas. Murai Batu penangkaran juga lebih sukses di arena perlombaan, termasuk mampu mengungguli Murai Batu hasil tangkapan hutan. Bagaimana memaster atau melatih Murai Batu yang masih trotolan sehingga hasilnya bisa lebih efektif, dan burung lebih cepat menguasai suara yang diajarkan?
Waktu yang ideal untuk memaster Murai Batu trotolan bisa dimulai pada 3 minggu. Biasanya Murai Batu trotolan yang paling dicari kicaumania baik dari pasar burung maupun penangkaran, sekitar usia 19 - 21 hari. Tapi jika Anda mendapatkan burung berusia 1 - 1,5 bulan juga tidak terlalu terlambat untuk dimaster.
Murai Batu Trotolan dalam beberapa bulan pertama harus dimaster dengan burung yang memiliki suara lebih halus tapi lebih tajam, anda bisa menggunakan lovebird, parkit, atau bisa juga serindit. Untuk Murai Batu trotolan, karakter suara ketiga jenis burung ini lebih mudah ditangkap dan disimpan dalam ingatannya. Agar hasilnya lebih optimal, pemasteran menggunakan lovebird, parkit, atau serindit bisa dilakukan di dalam ruangan. Tapi jika Anda ingin melatihnya di luar rumah, maka Murai Batu trotolan jauh dari kehadiran atau suara burung lain (terisolasi). Artinya murai batu trotolan hanya ditempelkan dengan masteran saja, dalam hal ini lovebird, parkit, atau serindit.
Pada usia dini sebaiknya Murai Batu trotolan tidak boleh di latih dengan terlalu banyak masteran, tujuannya agar bisa menguasai dua induk burung dengan sempurna. Jika burung itu bisa menguasai suara lovebird dengan sempurna, maka saat murai batu mnenginjak dewasa akan mengeluarkan yang panjang, padat, dan berulang seperti murai batu ekor hitam.
Pelatihan menggunakan burung Murai Batu mengunakan masteran kurang lebih selama 1 bulan. Jika bulan pertama belum berhasil, bisa dilanjutkan dengan menggunakan suara master yang memiliki suara keras seperti cucak janggut. Agar latihan bisa berjalan maksimal, dibutuhkan dua burung cucak jenggot yang sama-sama gacor. Keduanya gantang dengan jarak yang jauh dan tidak saling berhadapan, sehingga bisa saling bersahutan.
Setelah burung murai batu trotolan mulai mengalami mabung pertamanya, ia bisa mulai berlatih dengan burung yang memiliki suara kasar, kencang, dan tajam. Burung apa yang memiliki karakter suara ini? Anda bisa menggunakan cililin yang merupakan salah satu master favorit untuk Murai Batu, atau bisa juga tengkek udang, dan sejenisnya.
Setelah Murai Batu mulai matang, langkah penguasaan selanjutnya akan menjadi lebih mudah. Anda bebas memilih burung yang akan digunakan sebagai master untuk Murai Batu. Karena beberapa suara mendasar dan penting sekaligus menjadi nilai plus dalam perlombaan, Anda sudah melatihnya saat burung masih trotolan.
Banyak burung master atau master sound bisa digunakan untuk masteran Murai Batu setelah dewasa, seperti kenari, burung gereja tarung, siri-siri, rambatan, rio-rio, jalak suren, dan lain sebagainya. Tetapi masteran yang pernah Anda berikan saat masih trotolan jangan pernah ditinggalkan.. Tapi masteran yang Anda berikan saat masih trotolan jangan pernah ditinggalkan.
Sebelum memilih burung induk yang akan dimasukkan ke dalam Murai Batu dewasa, perlu terlebih dahulu mempertimbangkan seekor burung induk potensial yang kira-kira sesuai dengan karakter suara Murai Batu Anda. Misalkan Anda akan menggunakan burung jalak suren sebagai burung induk. Harap diingat, tidak semua jalak suren bisa dijadikan master, terutama jalak suren yang memiliki suara bersiul yang dominan. Sebaiknya pilih jalak suren yang rajin mengeluarkan suara aslinya.
Dalam memaster Murai Batu, itu harus dilakukan dalam beberapa tahap dan tidak sekaligus, seperti yang telah dicontohkan di atas. Itu dimulai dengan dua jenis burung yang memiliki karakter suaranya yang sama, lalu dimaster baru dengan master burung sesuai dengan keinginan Anda. Namun, sebaiknya jangan memaster Murai Batu dengan menggunakan banyak master burung / banyak suara sekaligus. Idealnya cukup untuk menggunakan 2-3 ekor master pada saat bersamaan. Setelah suara mulai ditiru burung murai batu, bisa dilanjutkan dengan suara burung lainnya.
Cara Efektif Memaster Murai Batu Trotolan
Mempertahankan dan merawat Murai Batu trotolan nampaknya menjadi tren yang telah berlangsung selama beberapa tahun terakhir. Ini bukan hanya di lakukan oleh penggemat atau pemain dari burung Murai Batu, peternak juga bersaing untuk menghasilkan produk trasteran yang sudah dimaster, sehingga memiliki nilai jual lebih tinggi. Peternak Murai Batu sekarang berlomba lomba untuk menghasilkan keturunan Murai Batu yang berkualitas. Murai Batu penangkaran juga lebih sukses di arena perlombaan, termasuk mampu mengungguli Murai Batu hasil tangkapan hutan. Bagaimana memaster atau melatih Murai Batu yang masih trotolan sehingga hasilnya bisa lebih efektif, dan burung lebih cepat menguasai suara yang diajarkan?
Waktu yang ideal untuk memaster Murai Batu trotolan bisa dimulai pada 3 minggu. Biasanya Murai Batu trotolan yang paling dicari kicaumania baik dari pasar burung maupun penangkaran, sekitar usia 19 - 21 hari. Tapi jika Anda mendapatkan burung berusia 1 - 1,5 bulan juga tidak terlalu terlambat untuk dimaster.
Murai Batu Trotolan dalam beberapa bulan pertama harus dimaster dengan burung yang memiliki suara lebih halus tapi lebih tajam, anda bisa menggunakan lovebird, parkit, atau bisa juga serindit. Untuk Murai Batu trotolan, karakter suara ketiga jenis burung ini lebih mudah ditangkap dan disimpan dalam ingatannya. Agar hasilnya lebih optimal, pemasteran menggunakan lovebird, parkit, atau serindit bisa dilakukan di dalam ruangan. Tapi jika Anda ingin melatihnya di luar rumah, maka Murai Batu trotolan jauh dari kehadiran atau suara burung lain (terisolasi). Artinya murai batu trotolan hanya ditempelkan dengan masteran saja, dalam hal ini lovebird, parkit, atau serindit.
Pada usia dini sebaiknya Murai Batu trotolan tidak boleh di latih dengan terlalu banyak masteran, tujuannya agar bisa menguasai dua induk burung dengan sempurna. Jika burung itu bisa menguasai suara lovebird dengan sempurna, maka saat murai batu mnenginjak dewasa akan mengeluarkan yang panjang, padat, dan berulang seperti murai batu ekor hitam.
Pelatihan menggunakan burung Murai Batu mengunakan masteran kurang lebih selama 1 bulan. Jika bulan pertama belum berhasil, bisa dilanjutkan dengan menggunakan suara master yang memiliki suara keras seperti cucak janggut. Agar latihan bisa berjalan maksimal, dibutuhkan dua burung cucak jenggot yang sama-sama gacor. Keduanya gantang dengan jarak yang jauh dan tidak saling berhadapan, sehingga bisa saling bersahutan.
Setelah burung murai batu trotolan mulai mengalami mabung pertamanya, ia bisa mulai berlatih dengan burung yang memiliki suara kasar, kencang, dan tajam. Burung apa yang memiliki karakter suara ini? Anda bisa menggunakan cililin yang merupakan salah satu master favorit untuk Murai Batu, atau bisa juga tengkek udang, dan sejenisnya.
Setelah Murai Batu mulai matang, langkah penguasaan selanjutnya akan menjadi lebih mudah. Anda bebas memilih burung yang akan digunakan sebagai master untuk Murai Batu. Karena beberapa suara mendasar dan penting sekaligus menjadi nilai plus dalam perlombaan, Anda sudah melatihnya saat burung masih trotolan.
Banyak burung master atau master sound bisa digunakan untuk masteran Murai Batu setelah dewasa, seperti kenari, burung gereja tarung, siri-siri, rambatan, rio-rio, jalak suren, dan lain sebagainya. Tetapi masteran yang pernah Anda berikan saat masih trotolan jangan pernah ditinggalkan.. Tapi masteran yang Anda berikan saat masih trotolan jangan pernah ditinggalkan.
Sebelum memilih burung induk yang akan dimasukkan ke dalam Murai Batu dewasa, perlu terlebih dahulu mempertimbangkan seekor burung induk potensial yang kira-kira sesuai dengan karakter suara Murai Batu Anda. Misalkan Anda akan menggunakan burung jalak suren sebagai burung induk. Harap diingat, tidak semua jalak suren bisa dijadikan master, terutama jalak suren yang memiliki suara bersiul yang dominan. Sebaiknya pilih jalak suren yang rajin mengeluarkan suara aslinya.
Dalam memaster Murai Batu, itu harus dilakukan dalam beberapa tahap dan tidak sekaligus, seperti yang telah dicontohkan di atas. Itu dimulai dengan dua jenis burung yang memiliki karakter suaranya yang sama, lalu dimaster baru dengan master burung sesuai dengan keinginan Anda. Namun, sebaiknya jangan memaster Murai Batu dengan menggunakan banyak master burung / banyak suara sekaligus. Idealnya cukup untuk menggunakan 2-3 ekor master pada saat bersamaan. Setelah suara mulai ditiru burung murai batu, bisa dilanjutkan dengan suara burung lainnya.
Tags :
Murai