Sunday, January 7, 2018
Tak bisa dipungkiri, banyak pecinta lovebird yang suka burung ngekek suara panjang. Yang dimaksud dengan ngekek adalah suara asli lovebird yang terdengar seperti tembakan dengan nada cepat dan irama. Tak sedikit juga yang berharap agar suara ngekeknya sangat panjang, hingga sekitar satu menit. Beberapa mania lovebird lalu melatih dan memaster si momongannya sehingga suaranya bisa ngekek panjang. Sebenarnya penilaian lebih akan diberikan juri untuk burung yang memiliki variasi lagu, sering berkicau (kerja maksimal), dan suaranya panjang. Jadi kriteria lovebird yang baik ngekeknya tidak terlalu lama, tapi sering bernyanyi (gacor), dengan lagu yang memiliki variasi.
Misalnya, Lovebird memiliki suara ngekek selama 1 menit di arena lomba, maka ia akan lebih ngetem (diam). Akibatnya, frekuensi kicauan menjadi tidak sering (melambat) dan jarang mendapatkan nominasi juara. Sebaliknya, burung dengan suara tidak panjang (misalnya sekitar 30 detik), namun lebih sering bersuara atau rajin, biasanya mendapat banyak perhatian juri dan bisa dimasukkan dalam nominasi kejuaraan.
Oleh karena itu, orientasi perlu diubah dengan mengharapkan si Lovebird memiliki suara ngekek, panjang, dan gacor. Panjangnya di sini relatif, tapi saya pikir 30 detik adalah panjang ideal yang memungkinkan burung tetap bisa membuat suara berfrekuensi tinggi.
Pengaruhnya Ada Dua Faktor
Pelatihan dan pemasteran memang bisa membantu Lovebird untuk mencapai performa suara sesuai keinginan. Tapi sadar, ini bukan masalah yang mudah, karena melibatkan dua faktor terkait. Dalam ilmu unggas, termasuk burung, selalu ada dua faktor yang mempengaruhi, yaitu faktor genetik (faktor keturunan) dan faktor lingkungan. Bahkan ada satu faktor lagi, yaitu interaksi antara genetik dan lingkungan, namun tidak mungkin dibahas disini.
Untuk melihat faktor genetik secara keseluruhan, orang awam seperti kita sulit dilakukan, karena mereka harus memiliki peralatan yang dimiliki peneliti (seperti DNA, RNA, dll.) Kita hanya bisa melihat faktor genetik seekor burung dari luarnya. penampilan, atau fenotipenya,, kualitas suaranya, dan sejenisnya.
Memprediksi kualitas genetik anakan lovebird, misalnya, hanya bisa dilakukan jika kita membelinya dari penangkaran. Paling tidak, kita bisa melihat penampilan kedua induk saat di penangkaran, terutama penampilan suaranya. Meski tidak 100% akurat, karena hanya mengandalkan sifat fenotipe, bukan genotipe yang harus melalui pengujian DNA, setidaknya prediksi tersebut tidak terlalu ngawur, atau masih memiliki dasar ilmiah.
Faktor lingkungan meliputi aspek perkandangan, manajemen kesehatan, manajemen pakan, suhu atau cuaca, sampai perlakuan (termasuk latihan dan pemasteran). Menurut pengalaman kicaumania senior, faktor genetik hanya menyumbang sekitar 30% terhadap kinerja burung. Sisanya ditentukan faktor lingkungan, terutama pakan berkualitas dan pola perawatan.
Mutu pakan dan pola perawatan yang baik akan memiliki dampak yang lebih kuat jika diterapkan pada Lovebird sejak anakan, atau paling muda (1-3 bulan). Karena itulah, latihan dan pemasteran lovebird menjadi lebih joss jika dilakukan pada usia dini, karena akan terekam lebih kuat dalam memori burung. Dalam hal ini, Anda bisa melakukan pemasteran pada Lovebird muda, dengan menempelkan sangkar di dekat kepala burung yang memiliki suara dengan kecepatan yang ketat (misalnya cucak jenggot, cililin atau serindit). Bisa juga menggunakan master cd, atau mp3 player yang berisi rekaman suara burung yang memiliki suara khas dengan kecepatan rapat. Lakukan secara teratur setiap hari.
Perdebatan masalah sangkar umbaran
Beberapa kicaumania memberikan latihan untuk memperkuat otot sayap dan dada lovebird, sehingga suaranya bisa lebih lama dan tidak mudah lelah, dengan menyediakan kandang burung umbaran (aviary). Lovebird dimasukkan ke dalam kandang umbaran dua kali seminggu.
Tapi teknik sangkar umbaran untuk beberapa kicaumania, dianggap tidak efektif, apalagi kalau kita tidak memiliki area yang luas. Selain itu, dikhawatirkan burung terlalu lelah bahkan menjadi keras kepala, baik di rumah maupun di arena lomba.
Kedua pendapat tersebut sama-sama disertai bukti bahwa cara mereka bisa memimpin lovebirdnya jadi juara. Jika ingin berpikir jernih, berarti sangkar tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja burung. Banyak juara LB tanpa kandang umbaran, Jika ingin berpikir praktis, jika tanpa kandang umbaran lovebird bisa menjadi juara, mengapa harus repot membuat sangkar umbaran. Tapi terserah anda, mau menggunakan umbaran atau tidak.
Saya sendiri mempertimbangkan kualitas makan dan multivitamin, bersamaan dengan perawatan wajib lainnya seperti mandi dan pengeringan, sebagai kunci yang tidak bisa ditinggalkan jika Anda ingin mengharapkan seekor burung bisa menjadi gacor, daya tahan kuat, dan mental tidak mudah drop.
Jagung muda, misalnya, terbukti sering mengantarkan sejumlah sejumlah lovebird untuk memenangkan perlombaan atau latber, pemberian multivitamin yang bisa merangsang pembentukan hormon testosteron, seperti TestoBirdBooster, juga bisa membuat lovebird gacor, daya tahan prima, dan mental tidak mudah drop. Jika semua tips diatas bisa dilakukan lebih awal, pastinya Lovebird bisa diandalkan saat mencapai usia dewasa. Si Lovebird akan memiliki performa suara yang diinginkan: panjang dan gacor.
Cara Melatih Burung Lovebird Agar Ngekek Panjang Dan Gacor
Tak bisa dipungkiri, banyak pecinta lovebird yang suka burung ngekek suara panjang. Yang dimaksud dengan ngekek adalah suara asli lovebird yang terdengar seperti tembakan dengan nada cepat dan irama. Tak sedikit juga yang berharap agar suara ngekeknya sangat panjang, hingga sekitar satu menit. Beberapa mania lovebird lalu melatih dan memaster si momongannya sehingga suaranya bisa ngekek panjang. Sebenarnya penilaian lebih akan diberikan juri untuk burung yang memiliki variasi lagu, sering berkicau (kerja maksimal), dan suaranya panjang. Jadi kriteria lovebird yang baik ngekeknya tidak terlalu lama, tapi sering bernyanyi (gacor), dengan lagu yang memiliki variasi.
Misalnya, Lovebird memiliki suara ngekek selama 1 menit di arena lomba, maka ia akan lebih ngetem (diam). Akibatnya, frekuensi kicauan menjadi tidak sering (melambat) dan jarang mendapatkan nominasi juara. Sebaliknya, burung dengan suara tidak panjang (misalnya sekitar 30 detik), namun lebih sering bersuara atau rajin, biasanya mendapat banyak perhatian juri dan bisa dimasukkan dalam nominasi kejuaraan.
Oleh karena itu, orientasi perlu diubah dengan mengharapkan si Lovebird memiliki suara ngekek, panjang, dan gacor. Panjangnya di sini relatif, tapi saya pikir 30 detik adalah panjang ideal yang memungkinkan burung tetap bisa membuat suara berfrekuensi tinggi.
Pengaruhnya Ada Dua Faktor
Pelatihan dan pemasteran memang bisa membantu Lovebird untuk mencapai performa suara sesuai keinginan. Tapi sadar, ini bukan masalah yang mudah, karena melibatkan dua faktor terkait. Dalam ilmu unggas, termasuk burung, selalu ada dua faktor yang mempengaruhi, yaitu faktor genetik (faktor keturunan) dan faktor lingkungan. Bahkan ada satu faktor lagi, yaitu interaksi antara genetik dan lingkungan, namun tidak mungkin dibahas disini.
Untuk melihat faktor genetik secara keseluruhan, orang awam seperti kita sulit dilakukan, karena mereka harus memiliki peralatan yang dimiliki peneliti (seperti DNA, RNA, dll.) Kita hanya bisa melihat faktor genetik seekor burung dari luarnya. penampilan, atau fenotipenya,, kualitas suaranya, dan sejenisnya.
Memprediksi kualitas genetik anakan lovebird, misalnya, hanya bisa dilakukan jika kita membelinya dari penangkaran. Paling tidak, kita bisa melihat penampilan kedua induk saat di penangkaran, terutama penampilan suaranya. Meski tidak 100% akurat, karena hanya mengandalkan sifat fenotipe, bukan genotipe yang harus melalui pengujian DNA, setidaknya prediksi tersebut tidak terlalu ngawur, atau masih memiliki dasar ilmiah.
Faktor lingkungan meliputi aspek perkandangan, manajemen kesehatan, manajemen pakan, suhu atau cuaca, sampai perlakuan (termasuk latihan dan pemasteran). Menurut pengalaman kicaumania senior, faktor genetik hanya menyumbang sekitar 30% terhadap kinerja burung. Sisanya ditentukan faktor lingkungan, terutama pakan berkualitas dan pola perawatan.
Mutu pakan dan pola perawatan yang baik akan memiliki dampak yang lebih kuat jika diterapkan pada Lovebird sejak anakan, atau paling muda (1-3 bulan). Karena itulah, latihan dan pemasteran lovebird menjadi lebih joss jika dilakukan pada usia dini, karena akan terekam lebih kuat dalam memori burung. Dalam hal ini, Anda bisa melakukan pemasteran pada Lovebird muda, dengan menempelkan sangkar di dekat kepala burung yang memiliki suara dengan kecepatan yang ketat (misalnya cucak jenggot, cililin atau serindit). Bisa juga menggunakan master cd, atau mp3 player yang berisi rekaman suara burung yang memiliki suara khas dengan kecepatan rapat. Lakukan secara teratur setiap hari.
Perdebatan masalah sangkar umbaran
Beberapa kicaumania memberikan latihan untuk memperkuat otot sayap dan dada lovebird, sehingga suaranya bisa lebih lama dan tidak mudah lelah, dengan menyediakan kandang burung umbaran (aviary). Lovebird dimasukkan ke dalam kandang umbaran dua kali seminggu.
Tapi teknik sangkar umbaran untuk beberapa kicaumania, dianggap tidak efektif, apalagi kalau kita tidak memiliki area yang luas. Selain itu, dikhawatirkan burung terlalu lelah bahkan menjadi keras kepala, baik di rumah maupun di arena lomba.
Kedua pendapat tersebut sama-sama disertai bukti bahwa cara mereka bisa memimpin lovebirdnya jadi juara. Jika ingin berpikir jernih, berarti sangkar tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja burung. Banyak juara LB tanpa kandang umbaran, Jika ingin berpikir praktis, jika tanpa kandang umbaran lovebird bisa menjadi juara, mengapa harus repot membuat sangkar umbaran. Tapi terserah anda, mau menggunakan umbaran atau tidak.
Saya sendiri mempertimbangkan kualitas makan dan multivitamin, bersamaan dengan perawatan wajib lainnya seperti mandi dan pengeringan, sebagai kunci yang tidak bisa ditinggalkan jika Anda ingin mengharapkan seekor burung bisa menjadi gacor, daya tahan kuat, dan mental tidak mudah drop.
Jagung muda, misalnya, terbukti sering mengantarkan sejumlah sejumlah lovebird untuk memenangkan perlombaan atau latber, pemberian multivitamin yang bisa merangsang pembentukan hormon testosteron, seperti TestoBirdBooster, juga bisa membuat lovebird gacor, daya tahan prima, dan mental tidak mudah drop. Jika semua tips diatas bisa dilakukan lebih awal, pastinya Lovebird bisa diandalkan saat mencapai usia dewasa. Si Lovebird akan memiliki performa suara yang diinginkan: panjang dan gacor.
Tags :
LOVEBIRD