Friday, January 19, 2018
Pada awal 1969 Johannes Kneutgen menerbitkan sebuah artikel ilmiah tentang penelitiannya tentang karakter dan nyanyian murai batu (Copsychus malabaricus), hasil penelitiannya dipublikasikan di Journal of Ornithology (Juli 1969). Meski sudah lama banyak hal yang bisa kita pelajari dari artikel ini, jadi kita bisa mengenali berbagai jenis dan karakter suara Murai Batu sebagai tambahan pengetahuan bersama. Jenis suara pertama, "suara gemuruh", yang kita kenal sebagai suaranya yang indah dan khas dari Murai Batu. Kedua, tema suara atau suara subsong / ngeriwik. Ketiga, lagu harmoni kaya akan ritme. Sebagian besar suara ini di nyanyikan tanpa rangsangan, atau sering kali di kicaukan secara acak di waktu keseharian burung murai batu. Dengan kata lain Murai Batu bisa bernyanyi sesuka hati, tanpa menghiraukan apakah ada burung lain atau burung sejenis ada di sekitar mereka.
Dari tiga karakter suara tersebut Murai Batu akan mengembangkan karakter vokal atau lagunya saat bertemu lawan-lawannya, untuk mempertahankan wilayah (teritorial) dari burung murai batu. Pada saat itu setiap murai batu akan saling meniru, sehingga memperkaya struktur nyanyian mereka.
Setiap Murai Batu individu mencoba meniru irama musuhnya dengan lagu yang dimilikinya, semakin banyak burung meniru suara musuhnya, maka di situlah hasil akhir dari perselisihan mereka bisa datang. Berdasarkan hasil penelitian kita dapat menyimpulkan, keajaiban burung murai batu sejak piyikan akan mencoba mempelajari nyanyian kedua orang tuanya. Nyanyian burung Murai Batu akan terus tumbuh sehingga terdiri dari beberapa jenis lagu seperti yang kita ketahui sejauh ini.
Suara subsong atau ngeriwik adalah suara yang tidak memiliki struktur lagu, kedengarannya sangat lambat dan terkadang di nyanyikan dengan cara membuka paruh. Biasanya suara subsong memiliki variasi lebih banyak daripada suara kicauan, Murai Batu akan membuat suara ini saat beristirahat terutama di sore hari atau saat hujan.
Secara umum suara ngeriwik sering dinyanyikan oleh Murai Batu batu atau masih dalam tahap belajar lagu baru, pada burung dewasa suara ini sering dikeluarkan saat mabung. Saat itulah mereka mencoba mempelajari suara baru untuk di nyanyikannya sebagai modal yang bertahan setelah mabung.
Makanya saat burung murai batu mabung seringkali diberikan masteran, karena pada saat itu burung-burung tersebut dengan cepat tertarik untuk belajar lagu baru.
Jenis Dan Karakter Suara Burung Murai Batu
Pada awal 1969 Johannes Kneutgen menerbitkan sebuah artikel ilmiah tentang penelitiannya tentang karakter dan nyanyian murai batu (Copsychus malabaricus), hasil penelitiannya dipublikasikan di Journal of Ornithology (Juli 1969). Meski sudah lama banyak hal yang bisa kita pelajari dari artikel ini, jadi kita bisa mengenali berbagai jenis dan karakter suara Murai Batu sebagai tambahan pengetahuan bersama. Jenis suara pertama, "suara gemuruh", yang kita kenal sebagai suaranya yang indah dan khas dari Murai Batu. Kedua, tema suara atau suara subsong / ngeriwik. Ketiga, lagu harmoni kaya akan ritme. Sebagian besar suara ini di nyanyikan tanpa rangsangan, atau sering kali di kicaukan secara acak di waktu keseharian burung murai batu. Dengan kata lain Murai Batu bisa bernyanyi sesuka hati, tanpa menghiraukan apakah ada burung lain atau burung sejenis ada di sekitar mereka.
Dari tiga karakter suara tersebut Murai Batu akan mengembangkan karakter vokal atau lagunya saat bertemu lawan-lawannya, untuk mempertahankan wilayah (teritorial) dari burung murai batu. Pada saat itu setiap murai batu akan saling meniru, sehingga memperkaya struktur nyanyian mereka.
Setiap Murai Batu individu mencoba meniru irama musuhnya dengan lagu yang dimilikinya, semakin banyak burung meniru suara musuhnya, maka di situlah hasil akhir dari perselisihan mereka bisa datang. Berdasarkan hasil penelitian kita dapat menyimpulkan, keajaiban burung murai batu sejak piyikan akan mencoba mempelajari nyanyian kedua orang tuanya. Nyanyian burung Murai Batu akan terus tumbuh sehingga terdiri dari beberapa jenis lagu seperti yang kita ketahui sejauh ini.
Suara subsong atau ngeriwik adalah suara yang tidak memiliki struktur lagu, kedengarannya sangat lambat dan terkadang di nyanyikan dengan cara membuka paruh. Biasanya suara subsong memiliki variasi lebih banyak daripada suara kicauan, Murai Batu akan membuat suara ini saat beristirahat terutama di sore hari atau saat hujan.
Secara umum suara ngeriwik sering dinyanyikan oleh Murai Batu batu atau masih dalam tahap belajar lagu baru, pada burung dewasa suara ini sering dikeluarkan saat mabung. Saat itulah mereka mencoba mempelajari suara baru untuk di nyanyikannya sebagai modal yang bertahan setelah mabung.
Makanya saat burung murai batu mabung seringkali diberikan masteran, karena pada saat itu burung-burung tersebut dengan cepat tertarik untuk belajar lagu baru.
Tags :
Murai