Friday, January 5, 2018
Kematian mendadak sering terjadi pada burung kicau dan burung yang tidak berkicau seperti burung perkutut dan burung merpati. Burung yang semula tampak sehat, atau tidak menunjukkan perilaku sakit, tiba-tiba lemas di bagian bawah kandang dan mati. Kondisi ini sering menjadi pertanyaan bagi kicaumania. Untuk menjawab ini, berikut beberapa penyebab burung mati mendadak dan bagaimana cara mencegahnya. Burung yang sakit dapat diamati dari perilaku sehari-hari mereka. Tanda yang paling umum adalah kehilangan nafsu makan, tidak aktif, bulu sering mengembang (nyekukruk), serta kotoran dan perubahan warna yang encer.
Bila burung mengalami tanda-tanda ini, pemiliknya bisa langsung mengambil tindakan yang diperlukan. Tapi ada juga burung yang asalnya sehat, tiba-tiba mati. Akibatnya, kita tidak bisa melakukan pertolongan pertama, karena burung sudah mati. Di beberapa negara maju, peternak burung berskala besar biasanya membentuk kemitraan dengan dokter hewan. Jika burung mengalami kematian mendadak, mereka langsung meminta bantuan dokter hewan untuk mengautopsi mayat burung.
Dengan demikian, peternak bisa mengetahui penyebab pasti kematian mendadak. Jika ditemukan penyakit mematikan yang dikhawatirkan menyebar, peternak bisa menangkalnya lebih awal. Tapi ini jarang terjadi di Indonesia. Apalagi peternak burung berskala besar di negeri ini juga masih tergolong kecil. Tidak mengherankan jika peternak masih bingung apakah ada unggas yang mati mendadak. Sebagai panduan, berikut beberapa penyebab burung mati mendadak:
1. Burung selalu terkena sinar matahari
Paparan sinar matahari di pagi hari sangat baik untuk kicauan burung. Tapi kalau terlalu sering ditantang di tempat terbuka, apalagi saat kondisi cuaca sangat panas, bisa jadi menjadi sumber bencana bagi burung. Paparan sinar matahari yang berlebihan akan diterima oleh tubuh burung, namun tidak bisa dikeluarkan dari tubuh. Akibatnya burung rentan mengalami stres panas dan sengatan panas. Dalam banyak kasus, kondisi ini bisa menyebabkan kematian mendadak.
Tidak hanya itu. Burung dengan infeksi pernafasan dan gangguan kesehatan lainnya juga rentan terhadap kematian saat terus-menerus berada di titik panas, atau selalu terpapar sinar matahari. Untuk mencegah hal ini, pengeringan unggas diperlukan hanya dengan durasi pengeringan tidak lebih dari 2 jam. Usahakan juga agar burung tidak dikeringkan lagi bila sudah menunjukkan pukul 10.00.
Jika cuaca mulai melepuh, segera gerakkan sangkar ke lokasi lain yang cukup teduh dan sedikit berangin. Sedangkan untuk unggas yang sakit atau memiliki infeksi pernafasan, sebaiknya tidak dikeringkan sebelum kondisinya pulih sepenuhnya.
2. Burung mengkonsumsi pakan yang rusak / berjamur
Umpan utama yang biasa diberikan untuk beberapa jenis burung adalah chirping voer dan grain. Sedangkan untuk makanan tambahan (EF) bisa bersumber dari hewan (serangga, cacing, ikan) dan buah-buahan. Jika pakan yang diberikan dalam kondisi tidak higienis, alias sudah terkontaminasi bakteri dan / atau jamur, maka burung bisa terkena. Burung yang awalnya sehat, tiba-tiba lemah dan mati dalam beberapa jam.
Untuk mencegah burung mati mendadak akibat jamur makanan / bakteri yang terkontaminasi, belilah pakan agar kemasannya tetap utuh / tidak rusak. Jangan memberi makan jika isinya telah berubah warna, bau, dan berjamur. Begitu pula dengan tambahan pakan. Bersihkan buah pertama yang akan diberikan pada burung, jadi bebas dari kotoran dan sisa bahan kimia berbahaya.
Serangga EF, misalnya jangkrik dan kroto, dibudidayakan dalam kondisi segar. Jangan berikan jangkrik yang mati. Jika kroto memiliki bau busuk, sebaiknya buang saja, jangan berikan ke burung.
3. Burung terkena racun
Kematian mendadak pada burung juga sering terjadi akibat paparan racun. Racun tidak hanya bersumber dari tanaman beracun dan serangga, tapi juga bisa berasal dari udara yang mereka hirup, dan kandang dan perlengkapan logam. Ada beberapa jenis serangga yang sangat mematikan jika dikonsumsi oleh burung karena mengandung acun. Selain itu, burung juga rentan terhadap keracunan jika sering terkena polusi udara akibat pembakaran sampah, asap rokok, knalpot kendaraan bermotor, amonia dari catdan sebagainya.
Untuk mencegah hal ini, tempatkan unggas di tempat yang sejuk dari sumber polusi udara seperti dapur, ventilasi, pendingin udara, kandang yang baru dicat, pembakaran sampah, dan sebagainya. Selama masa istirahat, seperti siang dan malam hari, biasakan mengangkut kandang untuk mencegah serangga yang tidak diinginkan mendekati sangkar.
4. Burung terlalu stres
Kematian mendadak juga bisa terjadi karena burung terlalu stres. Saat stres, kondisi burung menjadi sangat lemah sehingga mudah terserang penyakit. Sebagai tindakan pencegahan, saat burung mengalami stres berat, maka tenang dulu dengan menyimpannya di tempat yang sejuk dan jauh dari kehadiran manusia dan burung lainnya. Begitu kondisinya tenang, segeralah memberikan makanan kaya gizi, bersama dengan multivitamin seperti BirdVit.
5. Ssalah Memegang Burung
Bila burung stres atau lemah karena sakit, tidak jarang anda memegangnya untuk mengecek kondisinya, atau langsung memasukkan pakan ke paruh. Namun, untuk yang kurang berpengalaman, burung bisa mati mendadak, apalagi saat tangan kita menekan dada burung.
6. Penyakit yang sulit / tidak bisa dideteksi
Meski kondisi kesehatan burung umumnya dapat diketahui dari perilaku sehari-hari, ada beberapa penyakit yang tidak dapat dideteksi hanya melalui pengamatan saja, seperti penyakit hati, infeksi virus, dan sebagainya. Untuk mencegahnya, pastikan burung selalu mendapatkan asupan pakan kaya nutrisi. Selain itu, untuk menjaga kondisi sehat setiap hari, beri multivitamin seperti BirdVit dalam perawatan sehari-hari.
Penyebab Dan Cara Mengatasi Burung Mati Secara Mendadak
Kematian mendadak sering terjadi pada burung kicau dan burung yang tidak berkicau seperti burung perkutut dan burung merpati. Burung yang semula tampak sehat, atau tidak menunjukkan perilaku sakit, tiba-tiba lemas di bagian bawah kandang dan mati. Kondisi ini sering menjadi pertanyaan bagi kicaumania. Untuk menjawab ini, berikut beberapa penyebab burung mati mendadak dan bagaimana cara mencegahnya. Burung yang sakit dapat diamati dari perilaku sehari-hari mereka. Tanda yang paling umum adalah kehilangan nafsu makan, tidak aktif, bulu sering mengembang (nyekukruk), serta kotoran dan perubahan warna yang encer.
Bila burung mengalami tanda-tanda ini, pemiliknya bisa langsung mengambil tindakan yang diperlukan. Tapi ada juga burung yang asalnya sehat, tiba-tiba mati. Akibatnya, kita tidak bisa melakukan pertolongan pertama, karena burung sudah mati. Di beberapa negara maju, peternak burung berskala besar biasanya membentuk kemitraan dengan dokter hewan. Jika burung mengalami kematian mendadak, mereka langsung meminta bantuan dokter hewan untuk mengautopsi mayat burung.
Dengan demikian, peternak bisa mengetahui penyebab pasti kematian mendadak. Jika ditemukan penyakit mematikan yang dikhawatirkan menyebar, peternak bisa menangkalnya lebih awal. Tapi ini jarang terjadi di Indonesia. Apalagi peternak burung berskala besar di negeri ini juga masih tergolong kecil. Tidak mengherankan jika peternak masih bingung apakah ada unggas yang mati mendadak. Sebagai panduan, berikut beberapa penyebab burung mati mendadak:
1. Burung selalu terkena sinar matahari
Paparan sinar matahari di pagi hari sangat baik untuk kicauan burung. Tapi kalau terlalu sering ditantang di tempat terbuka, apalagi saat kondisi cuaca sangat panas, bisa jadi menjadi sumber bencana bagi burung. Paparan sinar matahari yang berlebihan akan diterima oleh tubuh burung, namun tidak bisa dikeluarkan dari tubuh. Akibatnya burung rentan mengalami stres panas dan sengatan panas. Dalam banyak kasus, kondisi ini bisa menyebabkan kematian mendadak.
Tidak hanya itu. Burung dengan infeksi pernafasan dan gangguan kesehatan lainnya juga rentan terhadap kematian saat terus-menerus berada di titik panas, atau selalu terpapar sinar matahari. Untuk mencegah hal ini, pengeringan unggas diperlukan hanya dengan durasi pengeringan tidak lebih dari 2 jam. Usahakan juga agar burung tidak dikeringkan lagi bila sudah menunjukkan pukul 10.00.
Jika cuaca mulai melepuh, segera gerakkan sangkar ke lokasi lain yang cukup teduh dan sedikit berangin. Sedangkan untuk unggas yang sakit atau memiliki infeksi pernafasan, sebaiknya tidak dikeringkan sebelum kondisinya pulih sepenuhnya.
2. Burung mengkonsumsi pakan yang rusak / berjamur
Umpan utama yang biasa diberikan untuk beberapa jenis burung adalah chirping voer dan grain. Sedangkan untuk makanan tambahan (EF) bisa bersumber dari hewan (serangga, cacing, ikan) dan buah-buahan. Jika pakan yang diberikan dalam kondisi tidak higienis, alias sudah terkontaminasi bakteri dan / atau jamur, maka burung bisa terkena. Burung yang awalnya sehat, tiba-tiba lemah dan mati dalam beberapa jam.
Untuk mencegah burung mati mendadak akibat jamur makanan / bakteri yang terkontaminasi, belilah pakan agar kemasannya tetap utuh / tidak rusak. Jangan memberi makan jika isinya telah berubah warna, bau, dan berjamur. Begitu pula dengan tambahan pakan. Bersihkan buah pertama yang akan diberikan pada burung, jadi bebas dari kotoran dan sisa bahan kimia berbahaya.
Serangga EF, misalnya jangkrik dan kroto, dibudidayakan dalam kondisi segar. Jangan berikan jangkrik yang mati. Jika kroto memiliki bau busuk, sebaiknya buang saja, jangan berikan ke burung.
3. Burung terkena racun
Kematian mendadak pada burung juga sering terjadi akibat paparan racun. Racun tidak hanya bersumber dari tanaman beracun dan serangga, tapi juga bisa berasal dari udara yang mereka hirup, dan kandang dan perlengkapan logam. Ada beberapa jenis serangga yang sangat mematikan jika dikonsumsi oleh burung karena mengandung acun. Selain itu, burung juga rentan terhadap keracunan jika sering terkena polusi udara akibat pembakaran sampah, asap rokok, knalpot kendaraan bermotor, amonia dari catdan sebagainya.
Untuk mencegah hal ini, tempatkan unggas di tempat yang sejuk dari sumber polusi udara seperti dapur, ventilasi, pendingin udara, kandang yang baru dicat, pembakaran sampah, dan sebagainya. Selama masa istirahat, seperti siang dan malam hari, biasakan mengangkut kandang untuk mencegah serangga yang tidak diinginkan mendekati sangkar.
4. Burung terlalu stres
Kematian mendadak juga bisa terjadi karena burung terlalu stres. Saat stres, kondisi burung menjadi sangat lemah sehingga mudah terserang penyakit. Sebagai tindakan pencegahan, saat burung mengalami stres berat, maka tenang dulu dengan menyimpannya di tempat yang sejuk dan jauh dari kehadiran manusia dan burung lainnya. Begitu kondisinya tenang, segeralah memberikan makanan kaya gizi, bersama dengan multivitamin seperti BirdVit.
5. Ssalah Memegang Burung
Bila burung stres atau lemah karena sakit, tidak jarang anda memegangnya untuk mengecek kondisinya, atau langsung memasukkan pakan ke paruh. Namun, untuk yang kurang berpengalaman, burung bisa mati mendadak, apalagi saat tangan kita menekan dada burung.
6. Penyakit yang sulit / tidak bisa dideteksi
Meski kondisi kesehatan burung umumnya dapat diketahui dari perilaku sehari-hari, ada beberapa penyakit yang tidak dapat dideteksi hanya melalui pengamatan saja, seperti penyakit hati, infeksi virus, dan sebagainya. Untuk mencegahnya, pastikan burung selalu mendapatkan asupan pakan kaya nutrisi. Selain itu, untuk menjaga kondisi sehat setiap hari, beri multivitamin seperti BirdVit dalam perawatan sehari-hari.
Tags :
Burung