Friday, February 2, 2018
Untuk menjaga agar burung kacer rajin berkicau banyak kicaumania yang membuat pengaturan birahi pada momongannya ini, cara yang dilakukan sangat beragam termasuk pemberian cacing merah sebagai pakan tambahan atau makanan ekstra (EF) alternatif. Apakah cacing merah identik dengan cacing tanah, informasi yang beredar selama ini masih membingungkan. Perlu diingat cacing tanah tidak benar-benar mengacu pada spesies tertentu atau spesies tunggal, cacing tanah adalah nama umum untuk ratusan spesies cacing yang ada di Kelas Oligochaeta (terkadang penyebutan kelas ini berbeda antara ilmuwan satu sama lain). Cacing tanah murni yang hidup di darat memiliki tubuh yang lebih besar daripada cacing tanah semi air, karena badannya besar cacing tanah disebut megadriles dan berada dalam Orde Megadrilacea. Cacing tanah semi-akuatik disebut mikrodrile (cacing kecil) dan ditempatkan dalam beberapa ordo yang berbeda.
Cacing cacing tanah terdiri dari 2 keluarga antara lain Lumbricidae dan Megascolecidae, beberapa spesies dari dua keluarga ini adalah yang paling banyak dibudidayakan seperti Lumbricus rubellus (cacing tanah yang kita kenal selama ini) dan cacing merah (Pheretima sp). Cacing tanah Lumbricus sp memiliki bentuk tubuh yang rata terdiri dari 90-195 segmen dan clit berada pada segmen 27-32, pheretima sp panjang cacing tanah yang panjang, silindris, kemerahan-ungu, terdiri dari 95-150 segmen, dan klitelum berada pada segmen 14-16.
Penggunaan cacing sebagai EF untuk burung kicau telah dilakukan sejak lama, beberapa jenis burung yang biasa diberi cacing adalah anis / punglor, murai batu, dan kacer. Kandungan protein tinggi dan mudah mendapat cacing sebagai pakan favorit kicauan burung, cacing juga sering digunakan oleh kicaumania untuk menstabilkan kondisi burung berkicau terutama kacer. Tapi jenis yang digunakan disini adalah cacing merah bukan cacing tanah biasa yang diberikan pada anis kembang dan anis merah.
Manfaat cacing merah sudah terasa oleh beberapa kacer mania, misalnya burung kacer yang cenderung ngeriwik atau hanya "ngecier" sendiri akan menjadi lebih cepat dan rajin berkicau saat rutin diberi cacing merah dalam perawatan sehari-hari.
Berikut adalah beberapa manfaat cacing merah untuk burung kacer :
1. Membantu mengatur birahi burung kacer, baik burung yang kurang birahi atau over birahi.
2. Dapat melengkapi kebutuhan nutrisi dan protein hewani burung.
3. Meningkatkan nafsu makan.
4. Melancarkan suara sehingga burung lebih cepat ngeplong / suara lantang.
5. Merangsang burung agar lebih rajin berbunyi.
Untuk hasil maksimal cacing merah harus disertai dengan pola perawatan rutin lainnya, berikut adalah pola perawatan harian burung kacer yang diberikan terapi cacing merah:
1. Dalam perawatannya burng kacer harus mendapat pengembunan setidaknya dua kali seminggu.
2. Memandikan burung kacer setiap hari dan setiap beberapa hari burung dimandikan dengan cairan desinfektan atau obat kutu (misalnya FreshAves) untuk mencegah dan mengusir kutu yang sering membuat burung stres dan malas bernyanyi.
3. Penjemuran dilakukan selama 1,5 - 2 jam dimulai pada pagi hari setelah burung tersebut dimandikan.
4. Untuk burung kacer yang cenderung ngeriwik atau hanya ngecier saja, maka pemberian jangkrik dan ulat hongkong bisa diberikan lebih banyak dari biasanya.
5. Berikan cacing merah 1-2 kali dengan frekuensi 2-3 kali seminggu (tidak perlu setiap hari).
6. Pemasteran dilakukan untuk menambah variasi kicauan sekaligus memancing agar lebih rajin berbunyi.
7. Pada malam hari di wajibkan agar burung kacer full kerodong dan dibuka pada saat akan pengembunan di pagi hari.
Dengan melakukan pola perawatan rutin seperti di atas maka burung kacer yang hanya ngeriwik saja akan menjadi ngeplong dan rajin berkicau, tahap selanjutnya adalah melatih mental untuk memaksimalkan penampilannya.
Manfaat Cacing Tanah Untuk Mengatur Birahi Burung Kacer
Untuk menjaga agar burung kacer rajin berkicau banyak kicaumania yang membuat pengaturan birahi pada momongannya ini, cara yang dilakukan sangat beragam termasuk pemberian cacing merah sebagai pakan tambahan atau makanan ekstra (EF) alternatif. Apakah cacing merah identik dengan cacing tanah, informasi yang beredar selama ini masih membingungkan. Perlu diingat cacing tanah tidak benar-benar mengacu pada spesies tertentu atau spesies tunggal, cacing tanah adalah nama umum untuk ratusan spesies cacing yang ada di Kelas Oligochaeta (terkadang penyebutan kelas ini berbeda antara ilmuwan satu sama lain). Cacing tanah murni yang hidup di darat memiliki tubuh yang lebih besar daripada cacing tanah semi air, karena badannya besar cacing tanah disebut megadriles dan berada dalam Orde Megadrilacea. Cacing tanah semi-akuatik disebut mikrodrile (cacing kecil) dan ditempatkan dalam beberapa ordo yang berbeda.
Cacing cacing tanah terdiri dari 2 keluarga antara lain Lumbricidae dan Megascolecidae, beberapa spesies dari dua keluarga ini adalah yang paling banyak dibudidayakan seperti Lumbricus rubellus (cacing tanah yang kita kenal selama ini) dan cacing merah (Pheretima sp). Cacing tanah Lumbricus sp memiliki bentuk tubuh yang rata terdiri dari 90-195 segmen dan clit berada pada segmen 27-32, pheretima sp panjang cacing tanah yang panjang, silindris, kemerahan-ungu, terdiri dari 95-150 segmen, dan klitelum berada pada segmen 14-16.
Penggunaan cacing sebagai EF untuk burung kicau telah dilakukan sejak lama, beberapa jenis burung yang biasa diberi cacing adalah anis / punglor, murai batu, dan kacer. Kandungan protein tinggi dan mudah mendapat cacing sebagai pakan favorit kicauan burung, cacing juga sering digunakan oleh kicaumania untuk menstabilkan kondisi burung berkicau terutama kacer. Tapi jenis yang digunakan disini adalah cacing merah bukan cacing tanah biasa yang diberikan pada anis kembang dan anis merah.
Manfaat cacing merah sudah terasa oleh beberapa kacer mania, misalnya burung kacer yang cenderung ngeriwik atau hanya "ngecier" sendiri akan menjadi lebih cepat dan rajin berkicau saat rutin diberi cacing merah dalam perawatan sehari-hari.
Berikut adalah beberapa manfaat cacing merah untuk burung kacer :
1. Membantu mengatur birahi burung kacer, baik burung yang kurang birahi atau over birahi.
2. Dapat melengkapi kebutuhan nutrisi dan protein hewani burung.
3. Meningkatkan nafsu makan.
4. Melancarkan suara sehingga burung lebih cepat ngeplong / suara lantang.
5. Merangsang burung agar lebih rajin berbunyi.
Untuk hasil maksimal cacing merah harus disertai dengan pola perawatan rutin lainnya, berikut adalah pola perawatan harian burung kacer yang diberikan terapi cacing merah:
1. Dalam perawatannya burng kacer harus mendapat pengembunan setidaknya dua kali seminggu.
2. Memandikan burung kacer setiap hari dan setiap beberapa hari burung dimandikan dengan cairan desinfektan atau obat kutu (misalnya FreshAves) untuk mencegah dan mengusir kutu yang sering membuat burung stres dan malas bernyanyi.
3. Penjemuran dilakukan selama 1,5 - 2 jam dimulai pada pagi hari setelah burung tersebut dimandikan.
4. Untuk burung kacer yang cenderung ngeriwik atau hanya ngecier saja, maka pemberian jangkrik dan ulat hongkong bisa diberikan lebih banyak dari biasanya.
5. Berikan cacing merah 1-2 kali dengan frekuensi 2-3 kali seminggu (tidak perlu setiap hari).
6. Pemasteran dilakukan untuk menambah variasi kicauan sekaligus memancing agar lebih rajin berbunyi.
7. Pada malam hari di wajibkan agar burung kacer full kerodong dan dibuka pada saat akan pengembunan di pagi hari.
Dengan melakukan pola perawatan rutin seperti di atas maka burung kacer yang hanya ngeriwik saja akan menjadi ngeplong dan rajin berkicau, tahap selanjutnya adalah melatih mental untuk memaksimalkan penampilannya.
Tags :
KACER