Sunday, April 15, 2018
Banyak pemain murai batu mengeluhkan gaconya yang peformanya menurun di lapangan, jika burung biasanya selalu gacor bahkan sering dinominasikan dan berubah kali ini tidak segacor biasanya. Selama burung tersebut tidak terserang penyakit, yang antara lain dapat dideteksi dari penurunan nafsu makan, menurunnya kinerja murai batu di arena lomba biasanya karena kelelahan fisik dan penurunan mental. Kelelahan fisik tentu saja membuat kinerja burung tidak maksimal seperti biasanya, ini sering dialami oleh murai batu yang terlalu sering diperlombakan seperti tiga kali seminggu.
Bahkan ada contoh di mana murai jawara nasional juga mengalami kelelahan fisik selama berbulan-bulan karena terlalu sering di lombakan, murai itu kemudian tidak pernah lagi bisa moncer selama 1,5 tahun hingga akhirnya cukup lama beristirahat dari arena perlombaan. Oleh karena itu disarankan untuk tidak memforsirnya ke lapangan. Tampil seminggu sekali lebih disarankan agar prestasi murai batu Anda bisa bertahan lama.
Jatuhnya mental biasanya dialami burung-burung muda yang masih miskin pengalaman, banyak pemilik yang membanggakan kalau murai batu mereka sudah dapat mencapai di usia muda (1-2 tahun). Tidak sedikit yang tergoda untuk menurunkannya lebih dari dua kali seminggu.
Biasanya burung-burung itu tidak akan memiliki waktu sirkulasi yang lama, karena beberapa bulan kemudian sudah ngedrop mental dan butuh waktu lama untuk memulihkannya.
Ketika murai batu mengalami penurunan performa di lapangan, baik karena kondisi fisik menurun dan mental drop tentu akan menurunkan kinerjanya. Burung menjadi kuran rajin berkicau ketika menghadapi lawan-lawannya.
Meskipun murai batu adalah burung petarung yang selalu menjaga wilayah teritorialnya, selalu akan bernyanyi dengan suara terbaik setiap kali melihat burung sejenis di dekatnya sebagai tanda ingin menantangnya untuk bertarung secara fisik.
Dalam keadaan mental yang parah burung kehilangan keberaniannya untuk berkicau, akibatnya ia menjejalkan bunyi dan sering melompat-lompat dalam sangkar naik turun dari tangkringan ke bagian bawah sangkar dan sebaliknya.
Tetapi jika ngedrop mental tidak terlalu parah burung masih bisa berkicau, meski tidak segacor biasanya. Ditambah dengan kondisi fisiknya juga menurun.
Untuk mengatasinya dibutuhkan sekitar 2 minggu dengan catatan burung harus diistirahatkan total dari arena lomba, selain itu dibutuhkan beberapa perawatan sebagai berikut :
1. Gantang Burung di ruang khusus atau tempat yang tenang, jauhkan kandang dari burung-burung yang sejenis atau burung jenis petarung seperti kacer, tledekan, atau cendet.
2. Selama periode karantina ini berikan pakan utama (voer) dan pakan tambahan (EF) dengan porsi pemakaian biasa.
3. Jadwal mandi cukup tiga hari tetapi penjemuran dilakukan setiap hari, hanya di pagi hari (sebelum jam 10:00).
4. Pada siang hari burung dikerodong setengah tetapi pada malam hari dikerodong penuh, dan disimpan di ruangan yang hangat.
Cara Penanganan Burung Murai Batu Yang Mengalami Penurunan Peforma Di Lapangan
Banyak pemain murai batu mengeluhkan gaconya yang peformanya menurun di lapangan, jika burung biasanya selalu gacor bahkan sering dinominasikan dan berubah kali ini tidak segacor biasanya. Selama burung tersebut tidak terserang penyakit, yang antara lain dapat dideteksi dari penurunan nafsu makan, menurunnya kinerja murai batu di arena lomba biasanya karena kelelahan fisik dan penurunan mental. Kelelahan fisik tentu saja membuat kinerja burung tidak maksimal seperti biasanya, ini sering dialami oleh murai batu yang terlalu sering diperlombakan seperti tiga kali seminggu.
Bahkan ada contoh di mana murai jawara nasional juga mengalami kelelahan fisik selama berbulan-bulan karena terlalu sering di lombakan, murai itu kemudian tidak pernah lagi bisa moncer selama 1,5 tahun hingga akhirnya cukup lama beristirahat dari arena perlombaan. Oleh karena itu disarankan untuk tidak memforsirnya ke lapangan. Tampil seminggu sekali lebih disarankan agar prestasi murai batu Anda bisa bertahan lama.
Jatuhnya mental biasanya dialami burung-burung muda yang masih miskin pengalaman, banyak pemilik yang membanggakan kalau murai batu mereka sudah dapat mencapai di usia muda (1-2 tahun). Tidak sedikit yang tergoda untuk menurunkannya lebih dari dua kali seminggu.
Biasanya burung-burung itu tidak akan memiliki waktu sirkulasi yang lama, karena beberapa bulan kemudian sudah ngedrop mental dan butuh waktu lama untuk memulihkannya.
Ketika murai batu mengalami penurunan performa di lapangan, baik karena kondisi fisik menurun dan mental drop tentu akan menurunkan kinerjanya. Burung menjadi kuran rajin berkicau ketika menghadapi lawan-lawannya.
Meskipun murai batu adalah burung petarung yang selalu menjaga wilayah teritorialnya, selalu akan bernyanyi dengan suara terbaik setiap kali melihat burung sejenis di dekatnya sebagai tanda ingin menantangnya untuk bertarung secara fisik.
Dalam keadaan mental yang parah burung kehilangan keberaniannya untuk berkicau, akibatnya ia menjejalkan bunyi dan sering melompat-lompat dalam sangkar naik turun dari tangkringan ke bagian bawah sangkar dan sebaliknya.
Tetapi jika ngedrop mental tidak terlalu parah burung masih bisa berkicau, meski tidak segacor biasanya. Ditambah dengan kondisi fisiknya juga menurun.
Untuk mengatasinya dibutuhkan sekitar 2 minggu dengan catatan burung harus diistirahatkan total dari arena lomba, selain itu dibutuhkan beberapa perawatan sebagai berikut :
1. Gantang Burung di ruang khusus atau tempat yang tenang, jauhkan kandang dari burung-burung yang sejenis atau burung jenis petarung seperti kacer, tledekan, atau cendet.
2. Selama periode karantina ini berikan pakan utama (voer) dan pakan tambahan (EF) dengan porsi pemakaian biasa.
3. Jadwal mandi cukup tiga hari tetapi penjemuran dilakukan setiap hari, hanya di pagi hari (sebelum jam 10:00).
4. Pada siang hari burung dikerodong setengah tetapi pada malam hari dikerodong penuh, dan disimpan di ruangan yang hangat.
Tags :
Murai