Murai batu yang sering membuka sayapnya ketika bertemu musuhnya disebut ngebetman, biasanya juga kondisi ini disertai dengan perilaku burung turun ke bawah kandang sambil murai batu bersuara ngeriwik. Hal ini tentu tidak disukai muraimania karena mengurangi penampilannya ketika di lombakan. Ngebetman juga dikenal sebagai ngelowo, sebenarnya adalah karakter alami yang dimiliki oleh burung tipe petarung seperti murai batu. Kondisi ini mirip dengan mbagong, perilaku ini biasanya terjadi ketika burung tidak fit tetapi naluri bertarung terlalu tinggi.
Penyebab burung murai batu ngebatman sampai sekarang belum diketahui secara pasti, berdasarkan pengalaman muraimania kondisi mungkin timbul karena faktor-faktor berikut:
1. Murai batu mengalami over birahi (OB).
2. Murai batu kalah mental atau down ketika melihat lawan terlalu agresif.
3. Murai batu belum tuntas masa mabungnya (sedang dorong sayap / ekor), namun dipaksakan diadu bersama burung lain.
4. Murai batu dijemur secara berlebihan, atau melebihi durasi yang dianjurkan.
5. Murai batu terlalu jinak.
6. Sudah bawaan / karakter dari burung itu sendiri.
Banyak kasus di mana murai batu yang terlalu jinak kerap ngebatman termasuk saat didekati pemilik atau orang lain, namun ketika saat di lombakan burung murai batu tetap tampil trengginas bahkan bisa juara. Untuk penanganan burung murai yang sudah ngebetman atau ngelowo terutama di luar faktor jinak, ada beberapa pola perawatan yang bisa diterapkan sesuai dengan penyebab di atas.
Burung murai batu yang over birahi pada saat di lombakan cenderung menunjukkan perilaku ngebetman saat melihat lawannya, untuk mengatasinya burung harus diberi terapi yang menenangkan terlebih dahulu. Untuk sementara jangan memaksakan jagoan Anda untuk lomba lebih dulu selama 1-2 bulan jika kondisinya belum siap benar.
Selain itu, terapi yang dapat dilakukan untuk mengurangi burung murai batu over birahi adalah :
1. Rutin mengembunkan burung setiap pagi hari.
2. Kurangi jatah pakan tambahan / extra fooding (EF) yang bisa memicu birahinya, terutama jangkrik. Adapun pakan yang mengurangi over birahi adalah cacing tanah atau ulat bambu yang diberikan pagi dan sore hari, sampai kondisinya benar-benar pulih kembali.
3. Rutin mengumbar burung dalam kandang umbaran setiap hari.
4. Kurangi durasi penjemurannya.
5. Berikan multivitamin seperti BirdVit selama masa terapi.
Namun jika perilaku ngebatman itu bukan disebabkan over birahi melainkan karena kalah mental saat berlomba di lapangan lakukan terapi sama seperti di atas, perbedaannya EF seperti jangkrik justru diberikan semaunya burung. Mungkin burung bisa menghabiskan lebih dari 10 ekor.
Untuk mencegah burung murai batu Anda ngebetman di lapangan berikut beberapa hal yang perlu dipertimbangkan :
1. Perhatikan usia murai batu sebelum diperlombakan, burung-burung muda tidak memiliki pengalaman ketika bertemu lawan-lawan mereka terutama yang sudah mapan. Emosinya tidak stabil dan terkadang meluap sehingga burung bisa kelelahan, mental jatuh, dan berakhir dengan ngebetman.
2. Jangan melombakan burung murai batu yang belum menyelesaikan periode mabung atau sedang dalam proses mabung, terutama ketika Anda mendorong ekor/sayap. Murai batu dalam kondisi ini tidak memiliki fisik dan stamina yang prima, sehingga rentan mengalami kematian atau mengalami defisiensi mental.
3. Jika ngebetman itu terjadi karena murai terlalu lama di bawah sinar matahari, terapi yang harus dilakukan adalah mengurangi atau menghentikan EF pemicu birahi seperti jangkrik dan ulat hongkong. Cukup berikan cacing tanah dan ulat bambu saja, selain itu frekuensi mandi harus ditingkatkan tetapi durasi penjemuran berkurang.