Merawat Burung Ciblek Liar - Burung yang semakin banyak digemari oleh pecinta burung kicauan ini lantaran memiliki suara tembakan yang khas. Suara tembakanya biasanya digunakan untuk memaster burung lain. Misalnya untuk memaster burung Anis Merah, Kacer, Murai Batu, Cucak hijau dan burung kicauan lain. Berikut ini saya akan sedikit menceritakan pengalaman pribadi saya tentang memelihara burung ciblek hasil tangkapan dari alam yang masih liar.
Burung ciblek yang hasil tangkapan biasanya belum memakan voer. Oleh karena itu sediakan selalu makanan seperti di habitatnya, yaitu ulat kecil atau kroto selama 3 hari berturut-turut. Selama itu usahakan untuk menutup sangkar dengan menggunakan kerodong yang gelap agar burung tidak stres.
Pada hari keempat makanan mulai dicampur dengan voer. Pilihlah voer yang halus dan campur dengan ulat kecil ke dalam wadah pakan. Sangkar tetap ditutup dahulu.Perbandingan voer dengan ulat hendaknya 30 persen untuk voer dan 70 persen untuk ulat. Dapat juga anda menambahkan kroto segar di pagi hari.
Setelah hampir sepekan perbandingan campuran makanan hendaknya dirubah. Yaitu 50 : 50. Nah pada saat seperti ini kerodong mulai di buka separuh dan sangkar diletakkan di sekitar orang lalu lalang. Lakukan hal demikian hingga kurang lebih 1 minggu.
Selanjutnya kerodong dapat anda buka sepenuhnya dan ulat kecil dapat anda kurangi porsinya. Sebelumnya anda lihat dahulu kotoran pada sangkar. Jika kotoran sudah mengandung voer maka itu pertanda burung sudah mulai suka voer.
Yang perlu diingat adalah jenis burung kecil pemakan serang seperti ciblek, prenjak glatik dan lainnya, meskipun sudah senang makan voer alangkah baiknya tetap sediakan ulat kecil dalam porsi yang kecil setiap hari. Hal ini bertujuan agar burung tetap mendapatkan nutrisi yang baik. Selain itu berilah kroto setiap 2-3 hari sekali.