Tuesday, December 31, 2013

MENGENAL KACER YANG BERMENTAL TARUNG

MENGENAL KACER YANG BERMENTAL TARUNG

Kicau menia biasanya suka memelihara burung dengan suara keras dan bertipe fighter. Terutama bagi penghobi yang suka tampil di arena lomba burung. Penghobi tidak hanya menikmati merdunya suara burung, tapi juga keindahan gaya dari gerakan burung tersebut. Salah satu jenis burung yang banyak dikoleksi penghobi karena memiliki keistimewaan tersebut adalah kacer atau juga disebut kucica. Selain memiliki suara yang khas dan bervariasi, kacer termasuk burung handal.


Kacer dapat menirukan suara burung lain. terutama burung yang bersuara kasar. Seperti jalak suren, cililin, love bird dan lainnya. Penghobi paling suka me-master kacer (mengisi suara burung lain) dengan burung-burung dari jenis tersebut.

Kacer memiliki naluri bertarung yang baik. Dia cepat bereaksi mengeluarkan bunyi yang cukup keras ketika dipelihara dengan Kacer lain. Bahkan hanya dengan mendengar suara musuhnya, kacer langsung membalasnya sambil membuka dan meliuk-liuk kan tubuhya. Kepala mendongak keatas dan mengkibas-kibaskan ekorya. Keistimewaan itulah yang sulit ditandingi oleh burung-burung lain.
Biasanya kacer yang masih muda, walaupun memiliki sifat pemberani namun mudah menyerah jika diperlihatkan dengan kacer lain yang sudah cukup umur, maka dari itu kacer yang masih muda tidak usah terburu-buru ditarungkan dengan kacer yang sudah dewasa.
Ciri dan Jenis Kacer
Untuk mengenal kacer tidak sulit. Burung ini memiliki warna dan variasi bulu yang sama dengan burung decu. Hanya saja membedakan postur tubuh, hanya saja tubuh kacer lebih besar. Kalau boleh dibilang Decu adalah miniatur burung Kacer, karena dua burung ini satu kerabat.
Warna bulu yang khas dari Kacer adalah dominan warna hitam. Terdapat tiga jenis Kacer yang dilihat dari asal populasinya. Kacer lokal dari jawa timur memiliki badan ramping. Warna bulu hampir seluruhnya hitam, hanya ada strip memanjang di ujung sayap.
Kacer jenis ini paling disuka oleh penghobi. Karena memiliki jiwa petarung dan memiliki suara yang banyak variasinya. Selain itu jenis ini juga mudah perawatannya. Kacer jenis lainnya berasal dari jawa barat atau para penghobi biasa memanggilnya Kacer Bandung. Warna bulunya sama dengan Kacer yang di Jawa Timur. Hanya saja perbedaaan yang mencolok adalah pada bulu tubuh bawah yang separonya berada dibagian bawah.
Penghobi Kacer, khususnya yang suka melombakan burung, kurang menggemari Kacer jenis ini. Sebab suaranya monoton tidak bisa menirukan suara burung lainnya. Dan mentalnya kurang bagus.Kacer jenis ini suaranya kurang keras sehingga harganya tidak terlalu tinggi dengan Kacer yang di daerah lain.
Sedangkan Kacer yang berasal dari Kalimantan lain lagi. Postur tubuhnya lebih besar dari jenis lainnya. Karena itu para penghobi sering menyebutnya Kacer Kebo. Suaranya cukup keras dan memiliki mental yang bagus. Namun Kacer ini memiliki kelemahan yang tidak disukai penghobi, yakni mudah sekali birahi. Terutama jika dipertemukan dengan Kacer jantan lainnya. Tanda-tanda jika sedang birahi seluruh bulu tubuh berdiri ekor naik ke atas kadang kesannya membungkus dada, untuk mennujukan kejantannya, atau kalangan penghobi menyebutnya dengan mbedesi.
Membedakan jenis Kelamin
Untuk membedakan jenis kelamin tidak terlalu sulit. Untuk membedakannya bisa diliat dari warna bulu dan fisik. 
Kacer jantan memiliki paruh tebal, bulu berwarna mengkilap, kepala tidak bulat, postur agak besar, dan tidak menonjol.
Sedangkan Kacer wanita ciri-cirinya adalah warna bulu kelabu agak kehitam-hitaman, postur agak kecil, kepala bulat, paruh sedang. Suara Kacer betina tidak terlalu keras dan monoton.
Perawatan Dan Pelatihan
Perawatan Kacer bakalan lebih kompleks dibanding dengan yang sudah jadi. Untuk sangkar burung akan membutuhkan tempat yang agak besar, dan jeruji dari bahan kayu yang halus. Ukuran sangkar yang ideal adalah yang memiliki panjang 50 cm, lebar 40 cm, dan tinggi 70 cm.

Pakan yang baik untuk Kacer 
Pur dan makanan tambahan (extra fooding), berupa kroto kering, jangkrik dan ulat pisang.
Untuk pemberian pakan berupa jangkrik, cukup satu ekor perhari, sedang untuk persiapan lomba, biasanya 4-5 ekor perhari. Khusus untuk ulat pisang jangan diberikan terlalu banyak, karena dapat merontokan bulu dan enggan berkicau. 
Memandikan Kacer dapat dilakukan dengan menyemprotnya dengan sprayer atau memindahkan burung ke dalam sangkar pemandian.
Penyemprotan pada burung, sebaiknya menggunakan butiran air halus seperti embun. Agar burung tidak merasa terganggu dan menghindari kerontokan bulu. Pembasahan harus keseluruh tubuh, tapi usahakan jangan sampai terkena bagian hidung dan mata.
Kacer sebaiknya dua kali dalam sehari saat cuaca panas, yaitu pagi dan sore. Tetapi untuk Kacer bisa dilakukan lebih sering untuk menhilangkan sifat liarnya. Tujuan memandikan burung adalah untuk membersihkan kotoran yang menempel pada tubuh dan juga menjaga agar suhu tubuh senantiasa sejuk.
Kepiawaian Kacer berkicau, tergantung pada pemeliharaan dan pelatihan. Selain itu kecepatan dan kemampuan Kacer untuk berkicau dapat dirangsang dengan cara latihan seperti berikut :
Melatih Kacer beradaptasi dengan lingkungan yang baru, bisa dilakukan dengan cara mengerudungi sangkar sementara waktu. Kerudung sangkar dibuka secara bertahap, agar Kacer dapat beradaptasi sambil bekicau.
Merangsang Kacer berkicau dengan cara mendekatkan burung yang telah mahir berkicau, selama 1-2 jam perhari, namun burung tersebut jangan dipertemukan secara langsung. Proses ini untuk membiasakan burung pada lingkungan lomba atau lingkungan yang biasa menjadi kerumunan atau lalu-lalng orang. Bila sudah biasa, akan keluar mental juara, dan tidak gentar menghadapi lawan yang sudah piawai.
Untuk menambah variasi volume, sebaiknya Kacer dicarikan master suara burung yang cukup keras. Misalnya : Jalak Suren, Love Bird, Cililin, Cucak Jenggot dan Lainnya.

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+
Tags :

Related : MENGENAL KACER YANG BERMENTAL TARUNG