Beberapa faktor harus diperhatikan dalam mencari penyebab telur yang infertil. Berdasarkan pengalaman kami di Padepokan Bala6 Jakarta dan beberapa referensi yang kami baca maka penyebabnya bisa terjadi dari salah satu faktor dibawah ini atau kombinasi beberapa faktor berikut;
- Nutrisi:
- Kurangnya asupan pakan yang mengandung Kalsium, Sodium dan Energy bisa berakibat langsung pada telur yang tidak terbuahi sempurna. Penambahan kalsium lewat minuman atau makanan akan sangat membantu keseimbangan mineral untuk kesehatn reproduksi. Over supply nutrisi juga bisa mengakibatkan obesitas (kegemukan) yang disinyalir juga bisa menurunkan tingkat ovulasi telur disamping juga sangat berbahaya pada kesehatan murai batu secara umum. Penggunaan extra food yang bervariasi terbukti bisa meningkatkan derajat kesuburan. Penggunaan vitamin dan suplemen tambahan bisa juga dicoba. Awasi juga efek racun pada pakan yang bisa menyebabkan infertilitas.
- Fisik:
- Usia berkorelasi pada skill dan pengalaman murai batu di penangkaran. Pasangan muda biasanya perlu waktu untuk belajar dan menyempurnakan tehnik kawinnya dan tata laksana membuat sarang dan kedisiplinan dalam mengeram sampai sukses membuat telurnya menetas. Derajat keberhasilan telur menetas sangat dipengaruhi oleh faktor waktu. Makin awal dierami setelah dikeluarkan makin besar kemungkinan telur menetas. Disisi lain ada usia puncak produktif bagi betina petelur yang pada satu masa akan menurun dan terus menurun sampai akhirnya dia berhenti bertelur.
- Adakalanya mencukur bulu sekitar kelamin jantan betina akan meningkatkan keberhasilan pembuahan dari murai batu.
- Kesehatan indukan berkorelasi langsung dengan tingkat fertilitas. Kondisi indukan murai yang kurang fit mengakibatkan pembuahan yang kurang matang dan kematian embrio dalam telur.
- Penggunaan antibiotik yang berlebihan juga memungkinkan terjadinya infertilitas. Misalnya antibiotik yang menggunakan Doxycycline, yang umum digunakan untuk anti bakteria, termasuk jenis obat yang berefek pada penurunan kualitas sperma dan memicu tumbuhnya tumor organ reproduksi betina dan jantan..
- Sosial:
- Tatanan sosial di kandang dan siklus reproduksi perlu diperhatikan. Saat sudah berjodoh dan siap kawin, jantan akan berkarakter lebih agresif dan betina akan bersikap lebih paranoid terhadap gangguan dari luar kandang. Jika energi yang ada lebih banyak tersita untuk waspada dan mempertahankan teritorial, secara jangka pendek dimungkinkan sebagai penyebab turunnya kualitas dan kuantitas reproduksi pasangan tersebut.
- Daya Dukung Lingkungan:
- Temperatur yang ekstrim panas sering disinyalir sebagai penyebab utama telur kopyor/infertil. Ini memang sebab yang umum dan sifatnya sementara saja. Bisa ditempuh beberapa tindakan sebagai berikut. Memindahkan box sarang ketempat yang lebih ideal suhunya siang dan malam. Jangan sampai posisi kotak sarang terkena paparan panas matahari secara langsung. Posisi dan stabilitas tangkringan juga mungkin berpengaruh pada keberhasilan jantan menumpangi punggung betina saat kawin. Perlu juga diperhatikan kelembaban yang ideal karena kelembaban udara ternyata berpengaruh pada mudah tidaknya telur dipecahkan dari dalam oleh piyik pada saat menetas.
- Genetika:
- Inbreeding (perkawinan sedarah) mempunyai efek yang bervariasi. Bisa berdiri sendiri atau kombinasi dari: menurunnya kualitas sperma, hasil tetasan yang dominan anakan betina, karakter/prilaku individu yang tidak normal dan cacat fisik dan rendahnya daya tahan terhadap perubahan lingkungan dan penyakit.
- Supranatural: