Tuesday, December 13, 2016

Tips perawatan Murai Batu mabung

Mabung/ngurak/moulting adalah masa yang melelahkan bagi Murai Batu (MB) dan juga pemiliknya, karena Murai Batu harus istirahat total paling tidak selama 3 bulan.

Pada kondisi tersebut, kita sebagai pemiliknya tentu harus memberikan perawatan ekstra pada Murai Batu (MB) dan tentunya selama beberapa bulan tidak bisa menikmati kicauan merdunya dan juga tidak bisa membawanya kelapangan untuk latihan atau untuk dilombakan.

Mabung/ngurak adalah siklus alami burung yang terjadi setiap tahun untuk menggantikan bulu-bulu yang sudah tua dengan bulu baru.

Saat akan memasuki masa mabung/ngurak biasanya Murai Batu (MB) akan lebih banyak diam dan tidak aktif seperti biasanya. Murai Batu jadi malas bunyi dan terlihat lesu.

Perawatan mabung dimulai setelah bulu-bulu kecil mulai rontok. Segera terapkan settingan mabung/ngurak:

Full kerodong

Tempatkan Murai Batu (MB) ditempat yang tenang dan jauh dari suara burung fighter lain terutama burung sejenis yang gacor. Jauhkan Murai Batu dari hal-hal yang bisa mengganggu proses mabungnya.

Buka kerodong setiap pagi, bersihkan kotorannya dan berikan pakan serta ganti air minumnya.

Angin-anginkan sebentar agar Murai Batu (MB) menghirup udara segar pagi hari dan terkena sinar Matahari pagi.

Settingan Ekstra fooding (EF)

• Kurangi porsi pemberian jangkrik, misal settingan hariannya 7/7 pagi/sore, dikurangi menjadi 3/3 pagi/sore.

• Porsi ulat hongkong (UH) ditambah menjadi 20/20 pagi/sore dari yang tadinya 3/3 pagi/sore, ditambah dengan pemberian larva tawon 5/5 pagi/sore agar bulu-bulunya cepat ambrol.

Taburkan irisan daun pandan didasar kandangnya sebagai aroma terapi agar Murai Batu (MB) merasa rileks sehingga dapat menyelesaikan proses mabungnya dengan sempurna.

Mandi dan jemur

Pada saat proses rontok bulu, Murai Batu (MB) tidak perlu dimandikan setiap hari, cukup dimandikan seminggu sekali saja. Untuk penjemuran cukup dilakukan 15 menit saja setiap hari mulai jam 07.00 pagi.

Pemasteran dan settingan dorong ekor

Setelah sebagian besar bulunya rontok dan bulu ekornya sudah tumbuh beberapa CM, rubah settingan Ekstra foodingnya dengan settingan dorong ekor.

• Tambah porsi jangkrik menjadi 10/10 pagi/sore.

• Kroto segar diberikan setiap hari dengan porsi 1 cepuk untuk sekali pemberian. Sebelum diberikan pada Murai Batu (MB), olesi jangkrik dan kroto dengan minyak ikan terlebih dulu.

• Berikan buah pepaya sebagai selingan untuk mencukupi kebutuhan vitaminnya. Tapi kalau Murai Batu (MB) tidak mau mengkonsumsi buah, alternatifnya dengan memberikan pakan buah dan sayuran pada jangkrik terlebih dulu sebelum diberikan pada Murai Batu.

• Berikan juga kuning telor ayam kampung/bebek/puyuh seminggu sekali, caranya ambil kuning telor yang sudah direbus secukupnya saja, potong kecil-kecil kemudian taruh dicepuk tempat kroto.

• Mandi dan jemur masih sama seperti perawatan mabung.

• Tetap full kerodong dan tempel dengan burung-burung masteran untuk memperkaya materi lagunya.

Perawatan pasca mabung/ngurak

Setelah semua bulu-bulu Murai Batu (MB) sudah tumbuh sempurna dan bulu ekornya juga sudah mentok, kerodong sudah bisa mulai dibuka, dan cukup dikerodong pada malam hari saja.

Mulai mandikan Murai Batu (MB) setiap hari, durasi penjemuran mulai ditingkatkan dari 15 menit menjadi 30 menit setiap hari mulai jam 07.00 pagi. Untuk penjemuran yang lebih lama, tunggu sampai bulu-bulunya kering sekitar dua bulan pasca mabung/ngurak.

Kembalikan settingan Ekstra fooding (EF) seperti settingan hariannya sebelum mabung, dan tetap tempel dengan burung-burung masteran agar Murai Batu (MB) semakin fasih merekam materi isiannya.

Selama masa rekondisi, Murai Batu (MB) sebaiknya jangan ditrek dulu kurang lebih selama dua bulan sampai Murai Batu benar-benar dalam kondisi prima.

Demikian sedikit informasi tentang tips perawatan Murai Batu (MB) mabung/ngurak. Untuk informasi lain seputar Murai Batu (MB), dapat dibaca pada artikel Tips Kicau Burung yang lain.

Semoga bermanfaat
Terima kasih

Murai Batu (MB) Mabung/Ngurak