Bernostalgia saat awal bersentuhan dengan jenis burung Murai Batu, saya langsung jatuh cinta pada Murai Batu Sabang karena ekornya yang unik dengan pola ekor putihnya yang cantik membentuk barisan 3 pasang bulatan sejajar mirip kartu domino. Dari situlah mungkin timbulnya istilah "ekor balak" dikalangan para pencinta murai. Maka dimulailah petualangan saya untuk mengkoleksi murai balak ini. Belakangan saya baru tahu bahwa varian balak tidak hanya murai batu dengan 6 spot putih tapi ada 4 spot dan ada 2 spot juga. bahkan kemudian muncul istilah balak 8 dan balak 10 karena ada ditemukan murai-murai dengan variasi seperti itu. Tapi buat saya yang terindah dan orisinil untuk murai batu balak buat saya adalah murai batu dengan pola ekor balak 6. Makin ditekuni hobby ini saya makin tahu bahwa khusus untuk murai batu balak dari dua habitat utama yaitu Pulau Weh dan Pulo Aceh di NAD, maka murai batu balak 6 dominan terdapat pada murai batu asal dari Pulo Aceh (MB Lempuyang) dan balak 4 dominan terdapat pada Murai batu asal Pulau Weh (MB Sabang).
Salah satu koleksi murai batu Sabang koleksi Padepokan Bala6 adalah seekor murai batu dengan postur langsing panjang dengan corak bulu blorok. Bisa dibilang nyentrik sekali kombinasi keunikan ekor balak 6 dengan kelainan pada bulu blorok - bercak putih tak beraturan pada sekujur muka dan tubuhnya. Karena itulah murai batu ini kami beri nama BALROCK singkatan dari kata Balak 6 & Blorok.
Balrock belum pernah kami bawa ke gantangan, entahlah saat ada ditangan para pemilik sebelumnya.Tapi mengamati karakteristik unggulan yang dimiliknya saya sangat bernafsu untuk menjodohkannya dengan betina pilihan terbaik yang PB6 punya. Banyak betina ring kondang yang coba kami jodohkan : Betina Ring Arco, Betina Ring Yaqisa, Betina Ring Delta kurang bagus apanya lagi coba?. Tapi ternyata jodohnya ada pada Betina Ring Rejo trah Gerandong. Alhamdulillah produksinya lumayan lancar sampai 14 ekor. Anakan jantannya rata-rata berpostur mirip induk betinanya : besar dengan ekor panjang dan berpola ekor medan. Untuk volume yang terpantau karakteristiknya menurun dari Balrok : nyelekit tajam dengan volume yang sangat memuaskan. Sementara anakan betina pasangan ini mirip Balrock posturnya : kecil langsing tapi pola ekor medan ikut ibunya. Bisa disimpulkan bahwa konsep "Criss Cross" dalam penurunan genetika ternyata berlaku dan hipotesa Mr. Delta selama ini bahwa genetika dari induk betina Murai batu lebih dominan dari genetika indukan jantannya bisa kami katakan terbukti di Padepokan Bala6 (PB6).
Murai Batu Balak 6
Betina Ring Rejo sendiri kami dapatkan secara kebetulan dan tidak direncanakan sama sekali. Tahun 2013 Kami diajak oleh founder KOMBAT (Komunitas Black Tail) om Ismu. SE yang berdomisili di Semplak Bogor untuk meramaikan even lomba kicau nasional Piala Raja dipelataran candi Prambanan Jogja. Amunisi yang kami bawa saat itu adalah seekor MB langganan juara di Bogor dan sekitarnya yang menjelang keberangkatan salah satu ekor panjangnya lepas sehingga Gaco kami tersebut bisa dikatakan drop kondisi mentalnya. Namanya juga Team KOMBAT Nekat mau bagaimanapun tetap kami berangkat. Sampai di blok tengah oleh salah satu teman baik kami om Hardoyo - pemilik UMS (Universitas Murai Solo) - disarankan untuk datang ke om Andi Saputro pemilik REJO BF yang memiliki banyak betina yang berkwalitas untuk mengangkat birahi gaco kami yang drop tersebut.
Singkat cerita team kami yang terdiri dari saya sendiri : Iswahyu, om Ismu, om Jarod, om Hardoyo dan Om Doel Latief (Balrock saya TO dari beliau) menyambangi penangkaran MB REJO BF di desa Gondang Kabupaten Sragen. Alih-alih dipinjami, kami malah diijinkan untuk memilikinya. Dari 3 betina yang ditawarkan oleh om Andi Saputro : Trah Lodra, Trah Andromeda dan trah Gerandong, secara katurangga selera saya lebih cendrung pada yang terakhir. Mungkin karena trahnya yang sudah merupakan gabungan trah utama Ring Rejo atau mungkin juga karena bocoran informasi dari om Hardoyo bahwa Gerandong adalah MB Medan prestasi dengan perawakan yang besar dan berekor panjang 23cm. Harapannya adalah dapat meng-upgrade postur anakan jika dijodohkan dengan jantan yang berbodi langsing seperti si Balrock.
Perjodohan Balrock dengan Grandong Jr berjalan lancar dan butuh waktu 3 bulan sebelum kemudian bertelur yang langsung zonk di sesi pertama tapi kemudian konsisten bertelur 3 buah dn selalu netas ketiganya, Walaupun pasca panen kebanyakan anaknya mati, lebih karena masih belum matangnya ilmu perawatan trotolan yang kami miliki saat itu. Alhamdulillah saat ini sudah banyak kemajuan dalam tatalaksana pasca panen yang diterapkan di Padepokan Bala6 (PB6) Jakarta.
Di pertenghan tahun 2015 saat kemarau yang panas begitu ganas pasangan Balrock stop produksi karena jantannya mati dalam posisi angrem diglodak sarangnya dan tidak lama kemudian pasangannya yang patah hati menyusul. Yah.. begitulah resiko dari berurusan dengan makhluk hidup, bisa sewaktu-waktu diminta kembali oleh Sang Penciptanya. Begitu singkatnya perjalanan pasangan Balrock di PB6.
Gantang burung hasil penangkaran.... ANDA FIGHTER SEKALI!