Sekarang ini Murai Batu (MB) bakalan/muda hutan (MH) laris manis dipasaran. Hal itu dikarenakan semakin banyaknya Kicau Mania yang ingin memiliki Murai Batu dengan harga yang terjangkau, sehingga Murai Batu bahan/bakalan menjadi pilihan agar hobi dapat tersalurkan walaupun resikonya sangat besar.
Murai Batu (MB) bahan/bakalan tangkapan hutan pasti belum ngevoer dan masih sangat liar (giras). Selain itu tingkat stresnya juga tinggi karena harus berpindah dari habitat aslinya ke lingkungan baru yang benar-benar asing.
Dalam merawat Murai Batu (MB) bakalan/muda hutan (MH), kita harus benar-benar telaten agar burung dapat bertahan hidup. Hal pertama yang harus dilakukan adalah mengajarkan Murai Batu bahan/bakalan untuk makan voer agar memudahkan dalam perawatan selanjutnya.
Jika Murai Batu (MB) bahan/bakalan tidak di ajarkan untuk ngevoer, maka resiko kematiannya sangat besar karena kita tidak selalu bisa menjaga ketersediaan pakan alaminya setiap saat, dan kalau sampai terlambat dalam memberikan pakan berupa jangkrik, kroto dan ulat maka resikonya Murai Batu bahan/bakalan bisa mati karena kelaparan.
Berikut ini cara untuk melatih Murai Batu (MB) bahan/bakalan agar cepat ngevoer:
• Ketika memilih Murai Batu (MB) bakalan, kita harus yakin bahwa Murai Batu tersebut mau memakan ekstra fooding (EF) seperti jangkrik atau ulat hongkong (UH) yang kita diberikan. Caranya coba lempar jangkrik kecil atau ulat hongkong (UH) ke arah Murai Batu bahan/bakalan tersebut, jika jangkrik atau ulat hongkong (UH) yang kita lemparkan tersebut langsung dimakan berarti kemungkinan besar burung tersebut sehat dan tidak bermasalah pada paruh, tenggorokan dan saluran pencernaannya (bukan hasil pancingan). Itu berarti resiko awal sudah terlewati.
• Setelah kita mendapatkan Murai Batu (MB) bahan/bakalan, kemudian tempatkan Murai Batu tersebut didalam kandang kotak. Alasan kenapa memakai kandang kotak, yaitu untuk memudahkan membuka tatakannya ketika hendak membersihkan kotorannya, sehingga tidak membuat Murai Batu bahan/bakalan glabrakan karena ketakutan.
Pada tahap awal sebaiknya Murai Batu (MB) bahan/bakalan diletakkan ditempat yang tenang dengan dikerodong (full kerodong) untuk mengurangi tingkat stresnya karena baru berpindah ke lingkungan yang baru.
Pada masa adaptasi ini sebaiknya lokasi penempatatan kandang jangan dipindah-pindah dulu sampai Murai Batu (MB) bahan/bakalan tersebut ngevoer.
• Sebelum Murai Batu (MB) bahan/bakalan dimasukkan ke dalam kandang, sebaiknya Murai Batu tersebut dibasuh dengan air terlebih dulu untuk mengurangi tingkat stresnya.
Jangan lupa letakkan juga cepuk air yang cukup besar didalam kandangnya agar Murai Batu bahan/bakalan tersebut bisa mandi sendiri ketika menginginkannya. Biasanya setelah dibasuh, Murai Batu akan melanjutkan mandi didalam cepuk.
• Setelah itu berikan kroto bersih yang dicampur dengan voer halus. Tapi jika tidak ada kroto bisa juga menggnakan ulat hongkong (UH) atau ulat kandang (UK) yang dicampur bersama voer halus.
Berikan kroto atau ulat yang dicampur voer halus tersebut sebanyak 3x dalam sehari yaitu pagi, siang, dan sore. Bisa juga ditambahkan jangkrik yang sudah dibuang kaki-kakinya sebanyak 5 ekor pada pagi, siang dan sore hari dan jika voer terlihat sudah kotor, sebaiknya segera diganti dengan yang baru.
• Sebaiknya gunakan cepuk pakan yang agak besar dan diletakkan didasar kandang agar Murai Batu (MB) bahan/bakalan dapat melihat dengan jelas lokasi makanannya.
Di alam bebas Murai Batu (MB) sering turun ke tanah untuk mencari makan. Jadi pada tahap awal memang sebaiknya tempat pakan diletakkan didasar kandang.
• Jika warna kotoran Murai Batu (MB) bahan/bakalan tampak sudah sama dengan warna voer yang diberikan, dan bentuknya sudah terlihat padat, berarti Murai Batu tersebut sudah mulai mau makan voer halus.
Setelah Murai Batu (MB) bahan/bakalan sudah benar-benar mau makan voer halus, berarti sudah saatnya untuk mulai mencampurkan sedikit voer kasar agar nantinya Murai Batu terbiasa mengkonsumsi voer kasar.
Setelah Murai Batu (MB) terpantau mau makan voer kasar, coba jangan berikan ekstra fooding (EF) dari pagi sampai siang hari, tapi air minum harus tetap disediakan.
Pantau apakah Murai Batu (MB) tersebut mau makan voer kasar yang kita sediakan atau tidak. Jika Murai Batu tersebut mau makan voer kasar tanpa campuran apapun berarti Murai Batu tersebut sudah ngevoer total. Tapi jika ternyata Murai Batu sama sekali tidak memakan voer kasar yang kita sediakan sampai siang hari berarti Murai Batu tersebut belum ngevoer total. Segera berikan ekstra fooding (EF) agar tidak terjadi hal-hal yang tidak di inginkan dan ulangi langkah-langkah di atas sampai Murai Batu bahan/bakalan benar-benar mau makan voer polos tanpa campuran.
Baca juga:
Tips memilih Murai Batu bakalan/muda hutan yang bagus
Penyebab kematian pada Murai Batu bakalan/muda hutan (MH)
Permasalahan seputar mabung/ngurak pada Murai Batu
Demikian sedikit informasi tentang "Cara melatih Murai Batu bakalan/muda hutan (MH) agar cepat ngevoer. Untuk informasi lain seputar Murai Batu (MB), dapat dibaca pada artikel Tips Kicau Burung yang lain.
Semoga bermanfaat
Terima kasih