Popularitas burung Ciblek sampai saat ini masih tetap bertahan walaupun saat ini sudah jarang digelar lomba untuk kelas Ciblek. Walaupun saat ini burung Ciblek lebih banyak dipelihara sebagai burung masteran, namun harga jualnya masih tetap stabil terutama untuk burung Ciblek Kristal.
Tapi sayangnya populasi burung Ciblek di alam bebas sudah semakin langka akibat perburuan liar dan tidak ada upaya untuk membudidayakan burung fighter bertubuh mungil ini.
Padahal jika ditangkarkan dengan benar, burung Ciblek juga bisa berkembang biak seperti burung-burung lainnya, dan tentunya bisa dijadikan sebagai bisnis sampingan untuk menambah penghasilan.
Masih banyaknya peminat burung Ciblek tentunya menjadi peluang bisnis yang cukup menjanjikan, apalagi masih jarang peternak yang mau menangkarkan burung ini.
Agar berhasil membudidayakan burung Ciblek, kita harus memahami dulu tahapan-tahapannya dari mulai pemilihan indukan, menyiapkan kandang ternak, proses perjodohan, perawatan, sampai pada masa panen dan pemeliharaan anakan Ciblek.
Berikut ini tahapan-tahapan dalam beternak burung Ciblek:
• Pemilihan calon indukan jantan dan betina
Pemilihan calon indukan merupakan tahapan awal dalam beternak burung Ciblek. Agar dapat menghasilkan anakan yang bagus, maka kita juga harus memilih indukan yang bagus, baik dari segi fisik, mental dan kualitas suara kicauannya.
Untuk calon indukan jantan, pilihlah burung yang sehat, sudah jinak, memiliki mental fighter tinggi, memiliki suara yang keras dan nyaring (kristal) disertai suara tembakan panjang (ngebren), memiliki postur tubuh yang ideal, tidak memiliki cacat fisik, dan sudah berumur diatas 1 tahun.
Sedangkan untuk calon indukan betina, pilihlah burung yang sehat, sudah birahi (ngleper jika didekatkan dengan burung jantan), dan sudah berumur minimal 8 bulan.
• Kandang ternak
Kandang ternak untuk burung Ciblek bisa dibuat dari kawat ram dengan ukuran minimal 60x90x90 cm. Agar burung Ciblek merasa nyaman dan bisa lebih leluasa beraktivitas sebaiknya didalam kandang penangkaran dilengkapi tanaman hidup untuk memberi kesan alami seperti di alam bebas.
Didalam kandang penangkaran juga diberikan kotak sarang yang bisa dibuat dari gelas plastic bekas atau kotak kayu seukuran gelas yang di isi serat nanas, daun cemara kering atau rumput-rumput kering.
Jika kita menangkarkan lebih dari satu pasang burung Ciblek, usahakan untuk memisahkan atau memberi sekat antara satu kandang dengan kandang yang lain agar burung tidak dapat saling melihat.
• Proses perjodohan
Untuk proses perjodohan calon indukan burung Ciblek sebetulnya tidak jauh berbeda dengan proses perjodohan burung jenis lainnya. Caranya dengan menggantung kandang Ciblek jantan dan kandang Ciblek betina dengan posisi saling berdekatan atau dengan memasukan keduanya ke dalam kandang perjodohan yang diberi sekat.
Pada tahap awal perkenalan biasanya burung Ciblek jantan dan betina akan saling menunjukkan emosinya masing-masing. Proses perkenalan kedua calon indukan Ciblek tersebut dilakukan selama beberapa hari agar keduanya saling mengenal dan beradaptasi terlebih dulu.
Selama masa perjodohan, berikan pakan yang mengandung protein tinggi untuk menaikkan birahi kedua calon indukan Ciblek seperti jangkrik dan kroto dengan porsi yang lebih banyak.
Selama masa perjodohan kita harus terus memantau perkembangannya. Jika Ciblek jantan terlihat selalu ingin menyerang Ciblek betina, maka porsi pemberian jangkrik dan kroto untuk burung jantan sebaiknnya dikurangi, sedangkan porsi jangkrik dan kroto untuk burung betina sebaiknya diperbanyak, begitu pula jika terjadi sebaliknya.
Tanda-tanda Ciblek jantan dan betina sudah berjodoh antara lain:
• Burung Ciblek jantan dan betina akan selalu mengambil posisi berdekatan pada waktu tidur.
• Burung Ciblek betina lebih sering membalas suara kicauan burung jantan dengan suara khasnya.
Setelah kedua calon indukan Ciblek menunjukkan tanda-tanda tersebut, maka saatnya untuk menyatukan keduanya dalam kandang penangkaran.
Setelah kedua calon indukan Ciblek disatukan didalam kandang penangkaran, kita harus tetap memantau perilaku keduanya agar tidak terjadi hal-hal yang tidak di inginkan. Jika keduanya masih saling menyerang, maka proses penjodohan harus diulang lagi sampai keduanya benar-benar akur (berjodoh).
• Masa pengeraman
Setelah kedua indukan Ciblek berjodoh dan melakukan perkawinan, maka indukan Ciblek betina akan mulai menyusun sarang (ngunjal) dan mulai bertelur.
Burung Ciblek akan mengerami telurnya selama kurang lebih 11 hari sampai telur-telurnya menetas. Pada saat burung Ciblek mengerami telurnya, usahakan agar suasana disekitar kandang penangkaran tenang supaya proses pengeraman tidak terganggu.
• Penyapihan anakan Ciblek
Anakan/piyik burung Ciblek sebaiknya dipanen/diambil dari sarangnya pada umur 4-5 hari untuk menghindari kemungkinan buruk seperti dibuang oleh induknya sendiri karena kondisi birahi burung Ciblek sangat labil.
• Pakan yang cocok untuk anakan Ciblek
Setelah disapih dari induknya, anakan Ciblek cukup diberikan pakan berupa kroto segar yang sudah dibersihkan dari semut-semutnya atau potongan perut jangkrik ukuran kecil sampai umur 8 hari.
Setelah anakan burung Ciblek berumur diatas 8 hari, baru mulai dikenalkan dengan pakan tambahan berupa adonan voer halus dan kroto yang dicampur sedikit air.
Setelah berumur 22 hari, biasanya anakan burung Ciblek sudah mulai belajar makan sendiri. Pada usia ini burung diberikan kroto segar yang dicampur dengan sedikit voer halus (kering) didalam cepuk pakannya.
Baca juga:
Perawatan terbaik untuk Ciblek agar gacor dan fighter
Ciri-ciri Ciblek jantan dan Ciblek betina beserta gambarnya
Tips ternak Murai Batu agar menghasilkan anakan yang berkualitas
Demikian sedikit informasi tentang "Cara beternak burung Ciblek yang benar". Untuk informasi lain seputar burung Ciblek, dapat dibaca pada artikel Tips Kicau Burung yang lain.
Semoga bermanfaat
Terima kasih